PLOGGING
GAYA HIDUP SEHAT DAN PEDULI LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI
Nama : Muaini
Nim : 25310420012
Psikologi Lingkungan A
Dosen Pengampu : Dr.Dra. Arundati Shinta M.A
PRODI PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
Plogging
yang saya lakukan adalah berada di jalan persawahan yang ada di daerah rejodani
dimana jalan tersebut biasanya digunakan untuk masyarakat sekitar sebagai salah
satu rute untuk joging. tetapi masyarakat hanya melakukan joging saja tanpa
mempedulikan lingkungan atau sampah yang ada disana seperti yang akan
saya bahas pada tugas saya kali ini. mungkin masih banyak orang orang awam
dengan apa itu plogging yang mungkin belakangan ini bagi sebagain masyarakat
pecinta lingkungan istilah ini sudah menjadi kajian sehari hari.
Masalah
kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat semakin sering dibahas. Salah
satu gerakan yang muncul untuk menjawab dua hal tersebut adalah plogging. Kata plogging
berasal dari bahasa Swedia, gabungan dari plocka upp yang berarti
memungut dan jogging atau lari santai. Jadi, plogging adalah kegiatan olahraga
sambil memungut sampah di sekitar tempat berlari. Selain membuat tubuh sehat,
kegiatan ini juga menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan sesama. Dari
sisi psikologi lingkungan, plogging termasuk dalam perilaku pro-lingkungan,
yaitu tindakan sukarela untuk menjaga dan memperbaiki keadaan lingkungan
(Stern, 2000). Menurut Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991), seseorang akan
melakukan suatu perilaku jika ia punya sikap positif terhadap perilaku
tersebut, merasa didukung oleh lingkungan sosial, dan yakin bisa melakukannya.
Jadi, orang yang paham manfaat plogging dan mendapat dukungan dari teman atau
komunitas akan lebih termotivasi untuk terus melakukannya.
Selain
itu, plogging juga berhubungan dengan identitas ekologis yaitu seberapa jauh
seseorang merasa dirinya bagian dari alam. Saat seseorang ikut membersihkan
lingkungan, ia tidak hanya bergerak secara fisik tetapi juga mengembangkan rasa
tanggung jawab dan keterikatan emosional dengan alam. Rasa keterikatan inilah
yang membuat seseorang ingin terus menjaga kebersihan lingkungannya. Dari
pandangan pembelajaran sosial, manusia belajar melalui contoh yang mereka
lihat. Ketika tokoh publik atau teman sebaya melakukan plogging, mereka bisa
menjadi contoh yang mendorong orang lain untuk ikut. Dengan begitu, plogging bisa
menjadi kebiasaan positif yang menyebar di masyarakat dan membentuk norma
sosial baru bahwa menjaga lingkungan itu mudah dan menyenangkan.
Kegiatan
plogging membawa banyak manfaat, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan
sekitar. Secara fisik, tubuh menjadi lebih sehat karena aktivitas ini
menggabungkan olahraga lari dan gerakan mengambil sampah. Secara psikologis, plogging
menimbulkan rasa puas dan bangga karena seseorang merasa sudah berkontribusi
untuk hal yang baik. Selain itu, ketika dilakukan bersama-sama, kegiatan ini
bisa mempererat hubungan sosial dan menumbuhkan semangat gotong royong.
Penelitian Sugiarto dan Gabriella (2020) menyebutkan bahwa kesadaran lingkungan
memiliki hubungan positif dengan perilaku ramah lingkungan. Artinya, kegiatan
sederhana seperti plogging bisa menjadi langkah awal untuk menumbuhkan
kesadaran bersama agar hidup lebih bersih dan peduli terhadap alam.
Plogging
bukan hanya tren olahraga baru, tapi juga bentuk nyata kepedulian terhadap
lingkungan. Dari sudut pandang psikologi, kegiatan ini mencerminkan perilaku
sosial dan pro-lingkungan yang dipengaruhi oleh sikap, nilai, dan dukungan
sosial. Melalui plogging, masyarakat diajak untuk menjaga lingkungan dengan
cara yang sederhana, menyenangkan, dan menyehatkan. Jika kegiatan ini terus
dikembangkan lewat sekolah, komunitas, atau kampanye sosial, bukan tidak
mungkin plogging menjadi gerakan luas yang membawa perubahan nyata bagi bumi
dan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Clayton,
S. (2003). Environmental identity: A conceptual and an operational
definition. In S. Clayton & S. Opotow (Eds.), Identity and the
natural environment (pp. 45–65). MIT Press.
Stern,
P. C. (2000). Toward a coherent theory of environmentally significant
behavior. Journal of Social Issues, 56(3), 407–424.
Sugiarto,
A., & Gabriella, C. (2020). Kesadaran lingkungan dan hubungannya dengan
perilaku ramah lingkungan. Jurnal Psikologi Terapan, 8(1), 45–52.










0 komentar:
Posting Komentar