Minggu, 09 November 2025

Sekali Mendayung 2-3 Pulau Terlewati- Badan Sehat Bumi Bersih - Esai II- Psikologi Lingkungan

                                                         Nama            : Agnes Lingga F U

NIM/Kelas      : 23310420047 / SPSJ

Mata Kuliah    : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Arundati Shinta, M.A

 

Sekali Mendayung 2-3 Pulau Terlewati- Badan Sehat Bumi Bersih

    Plogging merupakan kombinasi antara kegiatan jogging (lari santai) dengan memungut sampah di sekitar jalur lari. Aktivitas ini termasuk tren kebugaran yang ramah lingkungan dan mulai berkembang sebagai kegiatan terorganisir seiring meningkatnya kepedulian terhadap polusi plastik. Dalam kegiatan plogging, para peserta sering melakukan gerakan menunduk berulang kali. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan berbagai postur tubuh seperti membungkuk (stoop), jongkok (squat), setengah jongkok (semi-squat), atau dengan posisi menekuk satu kaki ke depan (lunge).

    Plogging masih perlu dilakukan karena aktivitas ini memiliki manfaat ganda, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan individu. Dari sisi lingkungan, plogging berkontribusi langsung dalam mengurangi jumlah sampah, terutama plastik, yang sering mencemari area publik seperti taman, jalan, dan pantai. Kegiatan ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap masalah polusi.



    Plogging pertama saya lakukan pada pagi hari ditanggal 4 Oktober 2025 di sekitar wilayah tempat saya tinggal sekitar pukul 05.30-07.00, dikawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat sedangkan plogging kedua saya lakukan pagi hari pada tanggal 18 Oktober pada pukul 06.00-07.10 berlokasi di Tambakboyo, Sleman. Sampah yang saya dapatkan dari plogging hari pertama seberat 1.6 kilogram sedangkan plogging kedua seberat 1.9 kilogram. Sampah yang saya dapatkan kebanyakan merupakan sampah plastic berupa botol mineral bekas, kemasan snack, kantong plastic, serta bungkus rokok. Sampah yang saya dapatkan pada plogging pertama saya buang di tempat sampah lapangan Banteng sedangkan sampah dari plogging kedua mendapatkan sedikit perlakuan berbeda. Sampah dari plogging kedua saya letakkan di tempat sampah yang ada di Tambakboyo, mengingat sebenarnya sudah ada fasilitas tempat sampai yang cukup memadai namun khusus untuk sampah botol plastic bekas saya bawa dan kumpulkan di gereja St. Antonius dan Paulus Babadan yang ada di daerah Tajem untuk setelahnya diolah oleh kelompok peduli lingkungan yang ada digereja itu. Pada kegiatan plogging saya yang pertama dan kedua memang saya lebih fokus pada sampah anorganik sperti plastic bekas karena di lingkungan tempat saya jogging masih banyak pepohonan sehingga saya berpikir akan lebih baik apabila sampah-sampah berupa dedaunan kering tetap disana untuk akhirnya bisa membantu menyuburkan tanah bagi pohon-pohon dan tanaman yang ada. 

Referensi

R. Raghavan, V. V. Panicker and F. J. Emmatty, "Posture based Assessment of Plogging Activity," 2020 International Conference on System, Computation, Automation and Networking (ICSCAN), Pondicherry, India, 2020, pp. 1-5, doi: 10.1109/ICSCAN49426.2020.9262447.


0 komentar:

Posting Komentar