Minggu, 09 November 2025

Ploging sekitar daerah Babarsari

 Esai 2 - Plogging

Muhammad Saifulah Hidayah

24310410010

Kelas Reguler A

Psikologi Lingkungan

Dr., Dra. Arundati Shinta M.A






Beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk melakukan kegiatan plogging, yaitu aktivitas lari atau jalan santai sambil memungut sampah di sepanjang perjalanan. Awalnya, saya hanya ingin sekadar berolahraga dan menghirup udara pagi di sekitar Babarsari. Namun, ketika melihat banyak sampah plastik, botol, kertas, dan kardus berserakan di pinggir jalan, hati saya tergerak untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti. Dari situlah pengalaman plogging saya dimulai.

Kegiatan plogging pertama saya dilakukan dari Jalan Babarsari menuju Jalan Apel Kledokan yang saya lakukan tepat pada tanggal 27 Oktober 2025. Saat itu cuacanya cukup cerah, udara masih segar, dan lalu lintas belum terlalu ramai. Saya membawa kantong plastik besar dan sarung tangan sederhana. Sepanjang perjalanan, saya memungut berbagai jenis sampah — mulai dari botol plastik minuman, bungkus makanan ringan, sampai kertas dan kardus kecil yang tercecer. Meski awalnya terasa agak canggung karena beberapa orang memandang heran, lama-lama saya terbiasa dan justru merasa bangga. Setiap sampah yang saya pungut terasa seperti langkah kecil menuju lingkungan yang lebih bersih.

Beberapa hari kemudian, saya melakukan plogging untuk kedua kalinya. Kali ini rutenya dari Jalan Babarsari ke arah Rumah Sakit JIH tepat pada tanggal 8 November 2025. Di rute ini, saya menemukan jenis sampah yang lebih beragam. Ada banyak gelas plastik bekas kopi, sedotan, hingga kantong kresek yang tersangkut di semak-semak. Saya memisahkan antara sampah plastik, kertas, dan kardus agar nantinya mudah didaur ulang. Kegiatan ini membuat saya semakin sadar betapa pentingnya memilah sampah sejak dari sumbernya. Meski tampak sepele, tindakan kecil ini bisa membantu mengurangi beban tempat pembuangan akhir.

Setelah saya memilih dan memilah sampah, sampah tersebut dapat saya kumpulkan sebanyak kurang lebih 0.6 kg dan itu saya tidak jual ke bank sampah tapi saya beri ke pemulung yang sering lewat di depan kost saya, karna bisa saja saya jual dan mendapatkan cuan tapi ada yang lebih membutuhkan dari saya, dari sana saya hatinya tergerak untuk bersimpati. 

Setelah dua kali melakukan plogging, saya merasakan perubahan dalam cara saya memandang lingkungan. Dulu saya mungkin hanya sekadar melewati jalan-jalan itu tanpa memperhatikan sekitarnya. Sekarang, saya lebih peka terhadap kebersihan lingkungan dan tanggung jawab pribadi untuk menjaganya. Selain itu, kegiatan ini juga menyehatkan tubuh karena saya tetap bergerak aktif sambil melakukan hal yang bermanfaat.

Dari pengalaman plogging tersebut, saya belajar bahwa menjaga lingkungan tidak harus dengan cara besar atau rumit. Terkadang, cukup dengan langkah kecil seperti memungut sampah di sekitar kita sudah menjadi kontribusi yang berarti. Harapan saya, semakin banyak orang yang terinspirasi untuk ikut peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sebab, bumi yang bersih dan sehat bukan hanya untuk kita hari ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

Rilia : 9 November 2025

0 komentar:

Posting Komentar