ESAI 3-BEFORE AFTERDOSEN PENGAMPU : Dr. ARUNDATI SHINTA, M.APSIKOLOGI LINGKUNGAN KELAS SPSJ
CHRISTINA ANGELINE NATALIA M
243104020060
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Hari ini tanggal 2 november saya mendedikasikan waktu untuk
melakukan sesuatu yang sudah lama tertunda yaitu membersihkan area di sekitar
rumah saya secara menyeluruh. Cuaca cukup bersahabat, dan saya merasa ini
adalah waktu yang tepat untuk beraksi. Ada dua target utama yang menjadi fokus
saya, dua masalah yang jika dibiarkan hanya akan membuat lingkungan rumah
terasa tidak nyaman dan berpotensi menimbulkan kerusakan.
Target pertama adalah kebersihan halaman. Seiring waktu,
halaman rumah saya mulai dipenuhi oleh sampah-sampah yang mengganggu
pemandangan. Saya memulai dengan menyapu bersih seluruh area. Terkumpul
campuran sampah yang cukup beragam, mulai dari dedaunan kering yang berguguran
dari pohon, ranting-ranting kecil, hingga sampah plastik seperti bekas kemasan
makanan ringan dan botol air mineral.
Saya mengumpulkan semua sampah itu dan menyimpan sampah di
tempat yang biasa sampah itu dibakar. Melihat halaman yang seketika berubah
menjadi lebih rapi memberikan kepuasan tersendiri. Namun, pekerjaan tidak
berhenti di situ. Sesuai dengan kebiasaan di lingkungan saya, sampah kering
yang sudah terkumpul ini harus segera dimusnahkan.
Saya membawa tumpukan sampah daun kering dan plastik
tersebut ke tempat pembakaran sampah yang telah tersedia. Dengan hati-hati,
saya membakarnya hingga habis. Bagi saya, ini adalah cara paling efektif untuk
memastikan sampah tidak kembali berserakan atau menjadi sarang penyakit. Api
melahap habis tumpukan itu, dan satu masalah kebersihan pun tuntas.
Saya tidak memerlukan waktu yang lama untuk membersihkan hama
rumput pada tembok rumah. Banyak orang mungkin menganggap ini sepele, namun
saya tahu betul bahayanya. Hama rumput seperti ini sangat destruktif. Akarnya
yang kecil namun kuat itu dapat masuk ke pori-pori tembok, menyerap kelembapan,
dan seiring waktu bisa menyebabkan retakan atau membuat struktur bangunan
menjadi rapuh.
Setelah beberapa saat bekerja, akhirnya semua selesai.
Halaman kini bersih dari sampah plastik dan daun kering. Tembok depan rumah
saya pun kini "bernapas" lega, bebas dari hama yang bisa merusaknya.
Ada rasa lelah, tentu saja, tetapi rasa puas yang saya dapatkan jauh lebih
besar. Merawat kebersihan lingkungan rumah bukan hanya soal keindahan, tapi
juga soal menjaga aset dan mencegah kerusakan sejak dini.










0 komentar:
Posting Komentar