Selasa, 11 November 2025

Bergerak Sambil Menjaga Lingkungan



                          Essai ke-2 Plogging 

                 


Essai ke-2 Psikologi Lingkungan 
Dosen Pengampu: Arundati Shinta 
Ratu Sabinawangi Nauli H
NIM 24310410204
Kelas A 
Fakultas Psikologi 
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 


Plogging adalah kegiatan lari santai sambil memungut sampah yang ditemui di sepanjang rute. Gerakan ini sebenarnya sederhana, tetapi memiliki makna yang cukup kuat. Ketika seseorang berlari, ritme tubuhnya mengikuti alur napas dan langkah, namun pada saat yang sama ia juga memperhatikan lingkungan sekitar. Di situlah plogging menjadi berbeda dari olahraga biasa. Ia mengajak kita untuk tidak hanya fokus pada kesehatan diri, tetapi juga pada kebersihan ruang tempat ia berpijak.

Beberapa waktu lalu saya mencoba plogging untuk pertama kalinya. Awalnya saya hanya berniat jogging di sekitar babarsari seperti biasa. Namun, saat berlari pelan, saya menyadari begitu banyak sampah kecil berserakan di sepanjang jalur: plastik minuman, bungkus permen, dan puntung rokok. Entah kenapa hari itu saya merasa tidak nyaman hanya melewati begitu saja. Saya berhenti sebentar, mengambil kantong kresek yang saya bawa untuk berjaga-jaga, dan mulai memungut sampah yang saya temui.

Awalnya agak canggung, terutama saat orang-orang memperhatikan. Tapi lama-lama saya tidak terlalu memikirkannya. Rasanya justru menyenangkan ketika sampah yang tadinya mengotori jalan mulai berkurang dari pandangan. Gerakan sederhana seperti membungkuk, mengambil, dan berlari lagi membuat ritme olahraga berubah, tapi tetap terasa alami. Saya merasa seperti sedang melakukan sesuatu yang berguna, bukan hanya untuk kesehatan diri, tapi juga untuk lingkungan yang saya lewati setiap hari.

Saat pulang, kantong sampah yang penuh itu terasa seperti bukti kecil bahwa saya benar-benar ikut menjaga tempat yang selama ini saya gunakan untuk berolahraga. Dari pengalaman itu, saya belajar bahwa merawat lingkungan tidak harus selalu berupa aksi besar. Terkadang cukup dengan berhenti sebentar dan peduli pada hal-hal kecil di sekitar kita. Plogging mungkin terlihat sederhana, tapi bagi saya, itu adalah cara untuk mengingat bahwa bumi ini bukan hanya tempat kita hidup, tapi tempat yang perlu kita jaga bersama.

Di banyak kota, sampah sering menjadi bagian dari pemandangan yang dianggap wajar. Botol plastik di pinggir trotoar, bungkus makanan tercecer di rumput, atau puntung rokok yang menghitam di sela-sela aspal. Plogging hadir untuk memutus kebiasaan membiarkan hal semacam ini begitu saja. Kegiatan ini mendorong seseorang berhenti sejenak, membungkuk, mengangkat, dan mengingat bahwa ruang publik adalah milik bersama. Gerakan yang kecil, tetapi jika dilakukan banyak orang, dampaknya bisa terasa luas.

Selain membuat tubuh lebih aktif, plogging juga membangun empati terhadap lingkungan. Saat kita memungut sampah, kita sekaligus sedang “mengembalikan” ruang yang kita gunakan kepada bentuk yang lebih layak. Ada rasa lega yang hadir, bukan hanya karena keringat yang keluar, tetapi karena kita tahu bahwa kita melakukan sesuatu yang nyata. Plogging tidak membutuhkan peralatan mahal atau kelompok besar. Cukup sepatu nyaman, kantong sampah, dan niat untuk memperbaiki sedikit demi sedikit. Dari langkah kecil ini, kepedulian bisa tumbuh menjadi kebiasaan.





0 komentar:

Posting Komentar