Minggu, 09 November 2025

Esai III-Psikologi Lingkungan-Kegiatan Before–After Pembersihan Sampah di Sekitar Rumah

 

Nama              : Agnes Lingga F U

NIM/Kelas      : 23310420047 / SPSJ

Mata Kuliah    : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Arundati Shinta, M.A

Kegiatan Before–After Pembersihan Sampah di Sekitar Rumah

   Kondisi fisik lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku manusia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Salah satu bentuk pengaruh tersebut terlihat pada kebiasaan masyarakat dalam menjaga kebersihan. Saya melakukan kegiatan pembersihan lingkungan atau before–after di sekitar tempat tinggal sebanyak dua kali. Fokus kegiatan ini adalah mengumpulkan sampah anorganik, seperti botol plastik air mineral dan kemasan makanan ringan yang berserakan di area terbuka.

    Meskipun di lokasi tersebut telah tersedia tempat sampah beberapa warga masih membuang sampah sembarangan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara ketersediaan fasilitas dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Melalui kegiatan ini saya berusaha melihat bagaimana perubahan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah dibersihkan dapat dikaitkan dengan teori serta konsep psikologi lingkungan, meski begitu kegiatan saya sadar bahwa yang saya lakukan ini hanya berdampak sangat kecil bagi lingkungan karena keterbatasan saya.



Tinjauan Psikologi Lingkungan terhadap Kebersihan

Lingkungan Kotor dan Dampak Psikologisnya

    Lingkungan yang tidak terawat sering kali memberi kesan bahwa area tersebut tidak diperhatikan dan tidak memiliki pengawasan. Hal ini dapat menimbulkan efek domino berupa penurunan tanggung jawab sosial terhadap kebersihan. Teori Broken Windows menjelaskan bahwa tanda-tanda ketidakteraturan fisik, seperti sampah berserakan, dapat mendorong perilaku tidak tertib lainnya (Verywellmind, 2022).

    Kondisi lingkungan yang kotor juga dapat menurunkan kenyamanan, mengurangi rasa memiliki terhadap lingkungan, dan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis (NCBI, 2020). Berdasarkan pengamatan saya, kondisi sebelum pembersihan memperlihatkan banyaknya sampah plastik yang berserakan di sekitar area pohon meskipun terdapat tempat sampah tidak jauh dari lokasi tersebut. Ini menunjukkan bahwa persoalan utamanya bukan pada fasilitas, melainkan pada kesadaran dan kebiasaan masyarakat.

 Lingkungan Bersih dan Pengaruh Positifnya

    Setelah kegiatan pembersihan dilakukan, perubahan visual di area tersebut cukup jelas. Lingkungan menjadi lebih rapi dan nyaman dipandang. Dari sudut pandang psikologi lingkungan, perubahan fisik semacam ini dapat membentuk persepsi positif bahwa area tersebut dijaga dan diperhatikan.

    Menurut Ajzen (1991), dalam teori Theory of Planned Behavior, seseorang lebih cenderung berperilaku positif ketika memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu melakukannya (perceived behavioral control). Dengan membersihkan area sekitar, saya tidak hanya mengubah kondisi lingkungan, tetapi juga memperlihatkan bahwa menjaga kebersihan merupakan tindakan yang realistis dan dapat dilakukan oleh siapa pun. Selain itu, perubahan ini juga dapat menumbuhkan efek sosial berupa teladan bagi orang lain untuk ikut menjaga kebersihan.

Analisis Kegiatan

    Kegiatan ini saya lakukan di lingkungan tempat tinggal dengan dua kali pembersihan di area yang sama. Jenis sampah yang dikumpulkan sebagian besar adalah sampah plastik, seperti botol air mineral dan pembungkus makanan. Setelah dikumpulkan, semua sampah saya buang ke tempat sampah terdekat.

    Perubahan setelah kegiatan sangat terlihat. Area yang sebelumnya tampak kotor dan tidak terurus menjadi lebih bersih dan tertata. Berdasarkan teori psikologi lingkungan, kondisi fisik suatu tempat dapat memengaruhi cara manusia berperilaku di dalamnya. Penelitian yang dilakukan oleh Saman Datu, Radde, dan Sudirman (2023) menunjukkan bahwa norma sosial, sikap terhadap kebersihan, serta persepsi kontrol individu berperan penting dalam perilaku membuang sampah.

  Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat yang memiliki niat baik tetapi belum menerapkannya. Faktor situasional seperti kebiasaan, rasa malas, atau pengaruh lingkungan sekitar sering kali menjadi penghambat. Pengalaman saya di lapangan menunjukkan bahwa walaupun fasilitas sudah ada, tanpa kesadaran dan tanggung jawab sosial, perilaku membuang sampah sembarangan tetap sulit diubah.

    Kegiatan pembersihan lingkungan yang saya lakukan memperlihatkan bahwa perubahan kecil dapat memberi dampak positif bagi kondisi lingkungan maupun psikologis masyarakat. Lingkungan yang bersih tidak hanya memperindah pandangan, tetapi juga mendorong munculnya norma sosial yang lebih baik terkait perilaku kebersihan.

    Meskipun tempat sampah telah tersedia, peningkatan kesadaran masyarakat masih sangat diperlukan agar kebersihan menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari, bukan sekadar kegiatan insidental. Melalui pendekatan psikologi lingkungan, tindakan sederhana seperti ini bisa menjadi langkah awal dalam menumbuhkan perilaku pro-lingkungan yang berkelanjutan.

Referensi

Referensi
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179–211. https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T

Hughes, L., Loxley, M., & McMahon, G. (2016). Factors that can undermine the psychological benefits of coastal environments: Exploring the effect of tidal state, presence, and type of litter. Environment and Behavior, 48(9), 1097–1126. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27807388/

National Center for Biotechnology Information (NCBI). (2020). How do the cultural contexts of waste practices affect health and well-being? NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK582041/

Ojedokun, O. (2011). Attitude towards littering as a mediator of the relationship between personality attributes and responsible environmental behavior. Waste Management, 31(12), 2601–2611. https://doi.org/10.1016/j.wasman.2011.08.014

Putra, J. H., Maulana, R., & Herdiansyah, H. (2021). Prevention of littering through improved visual design. Environmental Research, Engineering and Management, 77(4), 64–75. https://doi.org/10.5755/j01.erem.77.4.25043

Saman Datu, S., Radde, H. A., & Sudirman, S. (2023). Littering behaviour ditinjau dari theory planned behaviour pada mahasiswa di Kota Makassar. Jurnal Psikologi Karakter, 5(2), 101–112. https://journal.unibos.ac.id/jpk/article/view/1286

Verywellmind. (2022). Broken windows theory: Overview and implications. https://www.verywellmind.com/broken-windows-theory-7550632

0 komentar:

Posting Komentar