Nama: Chevani Irvine
Nim: 25310420010
Mata kuliah : Psi Lingkungan Kelas A (UTS)
Dosen Pengampu: Dr. A. Shinta, M.A.
Mengapa ada individu yang bersedia tinggal di tempat yang
kumuh, dan bisa di bilang tidak layak huni karena adanya persepsi lingkungan
yang dimiliki oleh individu tersebut yaitu cara dimana individu memahami dan
menerima stimulus lingkungan yang di hadapinya.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi terbentuknya
persepsi yaitu budaya, status social ekonomi, usia, agama, dan interaksi antar gender.
Dan persepsi bisa di pengaruhi oleh status social ekonomi seperti yang ada pada
ilustrasi gambar tersebut individu yang kurang beruntung keadaan ekonominya
terpaksa tinggal di pemukinan kumuh, dan tidak layak huni karena tidak memiliki
pilihan lain dan bersedia tinggal di tempat tersebut.
Berikut penjelasan persepsi menurut Paul A. Bell bedasarkan
ilustrasi tersebut.
Gambar menunjukkan bahwa individu akan menghadapi, dan
mengamati objek fisik bangunan tersebut seperti bangunan yang kumuh, banyak lumut dan tidak layak huni, dan
individu yang tinggal di tempat tersebut pun memiliki sifat, ini rumah saya disinilah
saya memiliki tetangga dan dukungan social oleh karena itu individu tersebut
dapat beradaptasi.
Setalah individu memahami lingkungan dan berhadapan dengan
situasi baru yang tadinya terbiasa dengan lingkungan yang bersih dan harus
berhadapan dengan lingkungan yang kumuh yang
dilakukan dan dihadapi individu akan melakukan persepsi sehingga akan ada penyesuain
diri kerena lingkungan tersebut dipersepsikan masih dalam batas optimal. Individu
merasa keadaan tersebut stabil atau homeostatis dimana indivdu akan mempertahakan
situasi tersebut.
Ketika situasi baru yang dihadapi individu sangat berbeda dengan
situasi yang pernah dialaminya misal tinggal lingkungan yang bersih berubah
tinggal di lingkungan kumuh, maka individu akan mempersepsikan situasi baru itu
di luar batas optimal. Individu akan merasa stress, sehingga ia berusaha mengahadapi
stress tersebut ( coping behavior). Dan melakukan adaptasi apabila individu
dapat mengatasi stressnya dan melakukan adjustment agar lingkungan yang di
hadapinya sesuai dengan keinginan dirinya.
Dengan cara membersihkan tempat tinggal kumuh tersebut
mengecat ulang temboknya, memotong tanaman tanaman yang merambat di dinding,
perilaku tersebut yaitu individu melakukan perilaku adjustment. Ketika individu
mengatasi stress tersebut secara berulang, maka toleransi gagal akan rendah. Dan
invidu tersebut akan berkembang dalam kemampuannya untuk menghadapi stimulus
baru. Perilaku adjustment dimana segala tindakan dan pikiran individu mencapai hubungan
yang selaras dengan alam atau lingkungan sekitar.
Tetapi jika usaha individu dalam mengatasi stress tersebut
gagal maka situasi dimana individu merasa bahwa ia tidak mampu atau learned helplessness atau tidak berdaya.
Teori ketidak berdayaan merupakan hasil berlajar Myers 1994 dan termasuk dalam
gangguan mental. Seperti yang ada pada ilustrasi individu membersihkan tempat
tinggalnya, mengecatnya Kembali tetapi ia hanya bergerak sendiri lingkungan
sekitar tidak ada keikutsertaan yang akan membuat lingkungan tempat tinggal akan tetap kumuh,
sehingga individu tersebut merasa kemampuan yang dimilikinya rendah.
Coping behavior atau usaha individu dalam mengatasi stress
akibat situasi yang di hadapi adalah hal yang paling penting di dalam pembahasan
persepsi lingkungan. Seperti yang ada pada ilustrasi individu akan melakukan sesuatu
dalam mengatasi stress yang dimilikinya dengan membersihkan lingkungan tempat
tinggalnya, mengecat ulang yang mungkin
bagi individu tersebut akan membuatnya lebih nyaman dan tenang . Bagaimana individu
memunculkan kreativitas perilaku untuk mengatasi situasi tidak aman. Selama perilaku
tersebut membuatnya nyaman dan tidak melanggar atau menghambat individu lainnya.
Menghadapi lingkungan perlu sikap yang proaktif dan adaptif dan cerdas dalam memanfaatkan
dukungan social.
Daftar Pustaka
Myers,
D. G. (1994). Exploring social psychology. New York: McGraw-Hill, Inc.
Patimah,
A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). Persepsi Terhadap
Lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29
Sarwono,
S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program
Pascasarjana Prodi Psikologi UI.






.jpeg)
0 komentar:
Posting Komentar