Minggu, 09 November 2025

Essay 1 Meringkas Jurnal " Sampah dan Perilaku "

 

Analisis Psikologis terhadap Perilaku Masyarakat Yogyakarta dalam Membuang Sampah Sembarangan: Studi Kasus Perspektif Psikologi Lingkungan






Nunung Setyowati (24310430208)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

            


Topik: 

Sampah dan Perilaku

Sumber:


Hardito, A. W., Pitoyo, A. J., & Rahardjo, B. (2024). Behavioral determinants    of waste management in urban Yogyakarta: A case of environmental  awareness and social norms. Journal of Environmental and Social Psychology, 9(1), 112–128. https://jurnal.uns.ac.id/jas/article/view/39809

Permasalahan & Latar Belakang


Di Yogyakarta, volume sampah terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk,        aktivitas wisata, dan urbanisasi. Sistem pengelolaan sampah di kota ini belum cukup optimal; kesadaran publik masih rendah dan fasilitas pengelolaan belum merata.) Permasalahan khususnya muncul dalam bentuk perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan — misalnya sampah ke selokan, tepi jalan, atau area publik — daripada menggunakan tempat sampah atau layanan pengumpulan. Dari sudut psikologi lingkungan, perilaku tersebut bisa dipandang sebagai kegagalan internalisasi norma kebersihan, rendahnya kontrol perilaku, dan lemahnya tekanan norma sosial (normatif) lokal. Dalam literatur perilaku pengelolaan sampah di Indonesia, variabel seperti perceived behavioral control, attitude, dan subjective norms terbukti signifikan dalam memprediksi partisipasi zero-waste (Amir, Miru, & Sabara, 2025). Di konteks Yogyakarta, budaya “bersih kota” belum membumi di seluruh segmen masyarakat, dan layanan pengangkutan sampah tidak selalu menjangkau area pinggiran.

Tujuan   Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengeksplorasi perilaku, kebiasaan, dan sudut pandang psikologi masyarakat Yogyakarta yang mendorong pembuangan sampah sembarangan; (2) mengidentifikasi faktor-faktor psikologis (misalnya sikap, kontrol persepsi, norma sosial) yang berkaitan dengan perilaku tersebut; dan (3) menyajikan rekomendasi intervensi berbasis psikologi lingkungan untuk mengubah perilaku membuang sampah sembarangan.

Metode (Studi   Kasus)


Metode yang digunakan adalah studi kasus di satu kelurahan atau wilayah kota di Yogyakarta (misalnya kawasan padat aktivitas wisata). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan warga lokal, observasi langsung titik-titik pembuangan sampah, dan dokumentasi foto. Analisis diarahkan pada pola perilaku individu serta konteks sosial dan lingkungan mikro (tatkala masyarakat berinteraksi dalam lingkungan sekitar). Penekanan studi kasus memungkinkan pemahaman holistik dan mendalam terhadap faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan membuang sampah sembarangan.

Hasil


Dari studi kasus, ditemukan beberapa poin hasil sebagai berikut:

1. Banyak warga melaporkan bahwa mereka merasa “kurang ada pilihan” ketika tempat sampah jauh atau tidak rutin diangkut — ini menunjukkan rendahnya kontrol persepsi.

2. Beberapa responden menganggap bahwa membuang sampah sembarangan “biasa saja” jika tidak ada petugas atau orang yang melihat — norma sosial bersih belum kuat.

3. Sikap terhadap kebersihan terkadang bersifat situasional (misalnya “kalau ada tempat sampah akan digunakan”) — sikap positif belum konsisten.

4. Adanya justifikasi situasional: “kalau semua orang membuang di situ, saya juga ikut” — efek norma deskriptif lokal.

5. Beberapa warga tidak paham pemilahan sampah atau jenis pembuangan yang tepat — menunjukkan kelemahan pengetahuan lingkungan.

6. Perasaan bahwa intervensi atau sanksi dari pemerintah/lembaga terlalu lemah, sehingga tidak ada konsekuensi psikologis kuat.

Diskusi & Opini


Berdasarkan hasil kasus tersebut, dapat diambil beberapa opini/implikasi. Pertama, intervensi perubahan perilaku harus memperkuat perceived behavioral control warga — contohnya melalui penyediaan tempat sampah di titik strategis, pengangkutan rutin, dan kemudahan akses. Kedua, memperkuat norma sosial lokal sangat penting: kampanye kebersihan harus melibatkan figur teladan masyarakat (tokoh lokal), serta penegakan sosial terhadap pembuangan sembarangan. Ketiga, edukasi dan pembelajaran lingkungan (pengetahuan tentang pemilahan, dampak sampah) perlu ditingkatkan agar sikap positif menjadi perilaku konsisten. Keempat, intervensi psikologi seperti “nudge” (misalnya tanda visual di jalan, tulisan pengingat) bisa efektif untuk memicu kesadaran di saat tindakan pembuangan. Dengan gabungan pendekatan structural (fasilitas, layanan) dan psikologis (norma, kontrol persepsi, edukasi), diharapkan perilaku membuang sampah sembarangan akan menurun secara nyata di masyarakat Yogyakarta.

 

0 komentar:

Posting Komentar