Laporan Reflektif: Integrasi Psikologi Lingkungan melalui
Aksi Plogging di area
Circle -K dan Stadion Kridosono, Yogyakarta
Nunung Setyowati (24310430208)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Minggu pagi tanggal 19 Oktober 2025, aku lagi excited banget nih, karena
tugas kuliahku kali ini beda dari biasanya. Bukan cuma duduk di kelas atau baca
jurnal tentang perilaku manusia, tapi aku harus melakukan plogging—yaitu
jogging sambil memungut sampah. Keren kan? Ini bagian dari mata kuliah
psikologi lingkungan, di mana kita belajar bagaimana aksi kecil bisa
memengaruhi kesehatan mental dan lingkungan sekitar. Aku mulai kegiatan ini
dari jam 6 pagi sampai jam 8 pagi di sekitar Stadion Kridosono, Jogja. Udara
pagi yang sejuk, matahari baru muncul, dan suasana stadion yang biasanya rame
olahraga bikin semangatku meledak!
Aku mulai plogging dari depan Circle K yang ada di depan stadion. Tempat
itu biasanya jadi spot nongkrong anak muda malam-malam, jadi aku sudah nebak
pasti ada sampah berserakan. Benar saja, di area depan Circle K, sampah yang
paling banyak aku temuin adalah daun kering. Daun-daun itu bertebaran di
trotoar dan pinggir rumput, mungkin karena angin malam yang kencang kemarin.
Warnanya cokelat keemasan, tapi kalau dibiarkan, bisa bikin licin dan
berantakan.
Aku jogging pelan-pelan sambil memungutnya pakai sarung tangan dan kantong
sampah yang aku bawa. Rasanya seperti meditasi pagi, loh! Setiap langkah
joging, aku ambil daun satu per satu, sambil bernapas dalam-dalam. Ini bikin
pikiranku lebih jernih, apalagi sebagai mahasiswi psikologi, aku tahu betul
kalau aktivitas fisik seperti ini bisa mengurangi stres dan meningkatkan mood.
Aku pungut sekitar segenggam demi segenggam, dan dalam 30 menit pertama, area
itu sudah kelihatan lebih bersih. Seneng banget liat
perubahannya!
After
Setelah itu, aku lanjut ke jalan beton depan parkiran stadion. Nah, di sini
tantangannya lebih berat! Pinggir jalan beton yang panjang itu penuh dengan
sampah botol dan bungkus plastik. Botol-botol air mineral kosong, bungkus
makanan ringan seperti keripik atau permen, semuanya berserakan di semak-semak
dan pinggir aspal. Mungkin sisa dari orang-orang yang parkir mobil atau motor
malam sebelumnya.
Before
Aku jogging lebih cepat di sini, sambil jongkok sesekali untuk ambil sampah
yang nyempil. Bungkus plastiknya ringan dan beterbangan kalau ada angin, jadi
aku harus cepat tanggap. Seru sih, kayak main game petualangan! Aku bayangin
kalau sampah ini dibiarkan, bisa menyumbat saluran air atau bahkan dimakan
hewan liar. Sebagai calon psikolog, aku mikir, ini juga soal empati terhadap
alam—kalau lingkungan bersih, orang-orang sekitar juga bakal lebih bahagia dan
produktif.
After
Total sampah yang aku kumpulin dari dua lokasi itu nggak nyampe 1 kg.
Ringan banget, tapi dampaknya besar! Aku timbang pakai timbangan kecil yang aku
bawa, mungkin sekitar 800an gram aja. Daun kering dari depan Circle K
mendominasi, sementara botol dan bungkus plastik dari jalan beton tambah
variasi. Setelah selesai jogging dua jam, aku bawa sampahnya ke tempat aman di
pinggir stadion seperti biasa untuk botol plastik kubwa pulang untuk setor ke bank sampah setiap hari kamis minggu ke 2 sedangkan bungkus plastik dan daun kering untuk dibakar. Api kecil aja, biar aman dan nggak merusak
lingkungan lebih lanjut. Bau asapnya mengingatkan aku pada api unggun waktu
camping, tapi kali ini dengan tujuan baik: mengurangi volume sampah yang bisa
jadi sarang penyakit.
Secara keseluruhan, plogging ini bikin aku antusias banget untuk tugas
selanjutnya! Aku ngerasa lebih sehat secara fisik dan mental—jogingnya bikin
endorfin naik, memungut sampahnya bikin merasa berkontribusi. Stadion Kridosono
yang biasanya aku lewati doang, sekarang jadi tempat favorit buat aksi positif.
Kalau kalian di Jogja, yuk coba plogging juga! Siapa tahu, dari kegiatan
sederhana ini, kita bisa ubah perilaku masyarakat jadi lebih peduli lingkungan.
Aku yakin, dengan semangat seperti ini, Jogja bakal semakin hijau dan nyaman. Can't
wait for more adventures!






0 komentar:
Posting Komentar