Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Sabtu, 01 November 2025

Psikologi Lingkungan Esai 2 Plogging

 

Berawal dari Tugas Perkuliahan, Berakhir dengan Kesadaran Lingkungan

Oleh                         : Iqbal Fahri Alfarisyi | 24310410012 | SPSJ
Dosen Pengampu     : Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

Plogging merupakan tren olahraga yang berasal dari Swedia pada tahun 2016, yang mana gabungan dari dua kata “plocka upp” yang artinya memungut dan “jogga” yang berarti berlari[1]. Kegiatan tersebut perlu diterapkan pada diri kita, karena dapat memberikan dua manfaat sekaligus, kesehatan tubuh dan meningkatkan kebersihan pada lingkungan sekitar.


Plogging Lokasi Pertama

Rabu, 29 Oktober 2025, saya langsung melakukan dua kali plogging yang berlokasi di area persawahan. Pada jarak 100 meter dari kost saya melakukan plogging di lahan persawahan dari jam 05.28-05.53. Durasi waktunya sangat singkat karena kebanyakan sampah yang bertumpuk bukan sampah yang berceceran, namun sampah-sampah yang sudah diikat di plastik seperti sampah dapur yang sengaja dibuang dipinggir-pinggir sawah. Sampah-sampah tersebut dimasukkan dalam trashbag yang berukuran 50x80cm, berat sampah yang dikumpulkan pada lokasi pertama kurang lebih mencapai dua kilogram beratnya, kemudian saya letakkan di depan pembuangan kos yang biasanya diangkut oleh petugas kebersihan.

 

Plogging Lokasi Kedua

Jarak Jogging Yang Ditempuh

Lokasi kedua berada sekitar 240m dari area persawahan, terletak di antara kebun dan lahan tebu yang terlihat baru selesai dipanen. Kasusnya serupa, banyak sampah dapur yang dibuang sembarangan di antara kedua lahan tersebut dan sampah yang terkumpulkan kurang lebih beratnya mencapai empat kilogram. Tindakan yang saya lakukan pun sama, mengumpulkannya kemudian meletakkan di tempat yang biasanya akan diangkut oleh petugas kebersihan. Total jarak jogging yang ditempuh mencapai 3,03km. 

Saya sedikit heran ketika sedang membersihkan dan mengangkut sampah. Banyak orang yang berlalu lalang ,tapi anehnya tidak ada seorang pun yang prihatin karena melihat banyak sampah dapur yang berserakan di sepanjang. Mereka tampak cuek dan tidak peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya atau mungkin saja, merekalah yang memang menjadi bagian dari orang-orang yang membuang sampah-sampah itu dengan sembarangan.

Mengapa Kita Menjadi Terbiasa Melihat Sampah di Sepanjang Jalan?

Mungkin saja pada awalnya banyak orang yang merasa tidak nyaman, namun pada akhirnya terbiasa bahkan menjadi bagian dari orang yang membuang sampah sembarangan. Dalam psikologi fenomena tersebut, disebut dengan habituation (pembiasaan). Teori tersebut dikembangkan oleh Ivan Petrovitch Pavlov, Robert L. Fantz, Richard F. Thompson, W. Allan Spencer, dan para ahli lainnya.  

Habituation (pembiasaan) adalah proses penting yang terjadi pada setiap orang. Proses ini membantu seseorang untuk menyesuaikan dengan lingkungannya, dengan cara tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang sama dan berulang karena dianggap tidak penting. Proses tersebut terjadi karena otak terus membangun dan memperbarui ingatan tentang apa yang sering dilihat dan dirasakan, sehingga sesuatu yang muncul berulang kali dianggap sebagai hal yang biasa (Winkler et al., 2009).



Referensi

Winkler, I., Denham, S. L., & Nelken, I. (2009). Modeling the auditory scene: predictive regularity representations and perceptual  objects. Trends in Cognitive Sciences, 13(12), 532–540. https://doi.org/10.1016/j.tics.2009.09.003