Senin, 10 November 2025

Psikologi Lingkungan - Esai 2 - Melakukan Kegiatan Plogging - Arundati Shinta - SJ - November 2025 - Deltha Arthaliya - NIM 24310430209

 

Menemukan Hubungan Diri dengan Alam lewat Plogging

oleh: Deltha Arthaliya

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, manusia kerap berjarak dengan alam. Jalanan yang setiap hari saya lalui tidak lagi saya pandangi sebagai bagian dari lingkungan hidup, melainkan sekadar rute menuju tujuan. Sampah plastik yang berserakan di trotoar atau rumput pinggir jalan sering hanya menjadi pemandangan biasa tidak lagi menimbulkan rasa risih maupun tanggung jawab. Saya memang sering berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum. Selama ini, saya hanya tertarik memperhatikan suasana dan orang-orang yang saya jumpai, saya tak pernah dengan sengaja memperhatikan tentang sampah-sampah yang berserakan. Hingga suatu hari, kegiatan sederhana bernama plogging mengubah cara saya memandang lingkungan sekitar.

Plogging adalah aktivitas memungut sampah sambil berjalan atau berlari ringan. Selama dua kilometer di sekitar lingkungan tempat tinggal, saya mempraktekkan kegiatan ini selama beberapa hari. Awalnya, niat saya sederhana: menyelesaikan tugas Psikologi Lingkungan saja. Namun, seiring langkah-langkah saya, pengalaman ini berubah menjadi perjalanan reflektif yang penuh makna.

Di hari pertama, sepulang kerja tepatnya pada 16 Oktober 2025 saya berjalan dari kost berkeliling daerah Celeban, Tahunan Yogyakarta dengan kantong plastik di tangan, sedikit canggung dan merasa diperhatikan oleh orang-orang yang lewat. Ada rasa tidak nyaman ketika memungut bungkus makanan di depan orang lain, seolah saya sedang melakukan hal yang aneh. Namun, ketika melihat satu demi satu sampah terkumpul di dalam kantong, muncul rasa lega dan puas yang sulit dijelaskan. Setiap benda itu seolah menjadi simbol dari ketidakpedulian kolektif kita terhadap bumi yang menopang kehidupan. Saya menempuh jarak sekitar 2,52 Km dan mengumpulkan sebanyak 5 cup plastik, 1 botol plastik, dan rencananya saya akan gunakan untuk membuat kreatifitas, bisa jadi tempat pensil dan atau apa ya, belum terpikirkan dengan detail. 

Pada hari Minggu tanggal 19 Oktober 2025 saya mulai menikmati prosesnya. Saya tidak lagi sekadar berjalan, tetapi juga memperhatikan detail kecil di sepanjang jalan, seperti daun kering yang jatuh, aroma tanah, dan cahaya matahari yang menembus pepohonan. Dalam momen-momen sederhana itu, muncul perasaan damai dan keintiman dengan alam.  Menempuh perjalanan sejauh 1 Km dari Jalan Kusumanegara ketika saya turun dari trans jogja menyusuri jalan gang hingga sampai kos, saya mengumpulkan 2 cup plastik sepanjang jalan. 

Dari perspektif Psikologi Lingkungan, pengalaman ini menggambarkan bagaimana interaksi langsung dengan lingkungan dapat membangkitkan sense of place, yaitu rasa keterikatan emosional terhadap suatu ruang. Saat kita berinteraksi secara aktif dengan tempat kita tinggal dalam hal ini melalui kegiatan membersihkan kita membangun hubungan yang lebih dalam dengan lingkungan tersebut. Saya tidak lagi melihat jalan yang saya lalui sebagai ruang publik yang netral, melainkan sebagai bagian dari rumah yang perlu dijaga bersama.

Alam memberikan ketenangan, udara segar, dan keindahan yang mendukung kesehatan mental kita dan dengan menjaga alam, kita sebenarnya sedang menjaga diri sendiri. Refleksi ini membawa saya pada kesadaran bahwa hubungan manusia dengan alam bukan hanya fisik, melainkan juga emosional dan spiritual. Saya merasakan makna yang lebih besar: empati, tanggung jawab, dan rasa memiliki terhadap bumi. Ternyata, kegiatan sederhana seperti plogging bisa menjadi sarana untuk menemukan kembali hubungan diri dengan alam yang selama ini terlupakan.

 

0 komentar:

Posting Komentar