KOMITMEN PRO LINGKUNGAN HIDUP
Nama : Muaini
Nim : 25310420012
Dosen Pengampu : Dr.Dra. Arundati Shinta M.A
Psikologi Lingkungan A
PRODI PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
PERILAKU PRO LINGKUNGAN PADA
REMAJA: TINJAUAN PSIKOLOGI TERHADAP PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN MASYARAKAT
SEHARI-HARI
Masalah
lingkungan hidup saat ini bukan hanya sekadar persoalan teknis, tetapi juga
mencerminkan krisis moral manusia. Banyak kerusakan di alam seperti pencemaran
air, tanah, udara, serta rusaknya hutan dan laut terjadi akibat perilaku
manusia yang kurang peduli terhadap keseimbangan lingkungan. Manusia sering
kali hanya berfokus pada kebutuhan hidupnya tanpa memikirkan dampaknya bagi
alam (Keraf dalam Palupi, 2017). Padahal, hubungan antara manusia dan
lingkungan bersifat saling bergantung. Lingkungan yang baik akan menunjang
kehidupan manusia, sementara perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab
justru dapat memperburuk kondisi alam (Hamzah dalam Palupi, 2017). Dengan kata
lain, cara manusia memperlakukan lingkungannya akan menentukan kualitas hidup
mereka sendiri. Berbagai isu lingkungan seperti polusi udara, pencemaran air,
hingga pemanasan global kini menjadi perhatian masyarakat luas. Di tengah
masalah tersebut, remaja memiliki peran penting karena mereka adalah generasi
penerus yang akan menentukan arah masa depan bumi. Sayangnya, kesadaran remaja
terhadap pentingnya menjaga lingkungan belum selalu diikuti dengan tindakan nyata.
Banyak remaja yang tahu pentingnya menjaga alam, tetapi belum terbiasa
melakukan hal-hal sederhana seperti menghemat air, mengurangi penggunaan
plastik, atau membuang sampah pada tempatnya. Dalam hal ini, perilaku
pro-lingkungan pada remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, nilai
pribadi, dan kebiasaan sehari-hari.
Kesadaran
untuk menjaga lingkungan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang
dapat tumbuh melalui pendidikan dan pengalaman. Sugiarto dan Gabriella (2020)
menjelaskan bahwa kesadaran lingkungan berfungsi mengurangi dampak negatif dari
aktivitas manusia terhadap alam. Penelitian mereka juga menunjukkan bahwa
kesadaran lingkungan yang tinggi memiliki hubungan positif dengan perilaku
ramah lingkungan, khususnya di kalangan mahasiswa. Hasil ini sejalan dengan
temuan Paramita dan Yasa (2015) yang menyatakan bahwa kesadaran lingkungan
berperan dalam membentuk sikap positif terhadap perilaku pro-lingkungan.
Artinya, semakin tinggi kesadaran seseorang terhadap kondisi alam, semakin
besar pula kemungkinan ia menunjukkan perilaku yang mendukung kelestarian
lingkungan. Remaja juga sering kali dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
Pengaruh teman sebaya (peer influence) menjadi salah satu faktor penting yang
memengaruhi perilaku mereka. Remaja cenderung meniru perilaku kelompoknya agar
diterima dalam lingkungan sosial. Oleh sebab itu, ketika lingkungan sosial
mendukung gaya hidup hijau, remaja akan lebih mudah mengembangkan perilaku yang
ramah lingkungan. Misalnya, mengikuti tren membawa botol minum sendiri atau
ikut kegiatan kebersihan sekolah. Kampanye positif di media sosial yang
menampilkan gaya hidup hijau juga dapat menjadi sarana efektif untuk membangun
norma baru di kalangan remaja.
Selain
itu, penelitian oleh Zailani (2023) menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dan
moral dapat memperkuat kesadaran lingkungan masyarakat Muslim. Sekolah-sekolah
yang menerapkan program berbasis nilai keagamaan dan tanggung jawab terhadap
alam terbukti dapat meningkatkan kesadaran serta perilaku pro-lingkungan di
kalangan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang menekankan
nilai moral dan empati terhadap alam sangat penting dalam membentuk perilaku
peduli lingkungan sejak usia remaja. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa perilaku pro-lingkungan pada remaja tidak terbentuk begitu saja.
Diperlukan dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat untuk menumbuhkan kebiasaan peduli lingkungan. Faktor kesadaran diri,
nilai moral, dan pengaruh sosial memiliki peran besar dalam mendorong perilaku
ramah lingkungan di kalangan generasi muda. Dengan membangun lingkungan yang
mendukung serta memberi teladan positif, remaja dapat menjadi agen perubahan
dalam menjaga kelestarian bumi.
![]() |
| tali rafia bekas untuk hiasan gaun |
![]() |
| pemanfaatan kresek bekas belanja |
![]() |
| botol bekas untuk gaun kirab |
PUSTAKA
Palupi,
T. (2017, October). Hubungan antara sikap dengan perilaku pro-lingkungan
ditinjau dari perspektif theory of planned behavior. In Proceeding
Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol.
14, No. 1, pp. 214-217).
ZAILANI
(2023) , M. F. Kesadaran Masyarakat Muslim Mariana Banyuasin Terhadap
Lingkungan Perspektif Fritjof Capra.
Paramita, N. D., & Yasa, N. N. K. (2015). Sikap dalam memediasi hubungan kesadaran lingkungan dengan niat beli produk kosmetik ramah lingkungan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 17(2), 187-195.









0 komentar:
Posting Komentar