BIMBINGAN KARIR PADA PARA REMAJA
Arundati Shinta
Pada
masa remaja, seseorang seharusnya sudah mempunyai arah ke spesialisasi.
Ini berbeda dengan masa kanak-kanak, yang minat dan perhatiannya belum
terpusat pada satu hal. Petunjuknya sederhana saja, yaitu pertanyaan
mengenai cita-cita. Anak-anak sering bercita-cita menjadi dokter,
astronot, dan sebagainya. Besok paginya mungkin cita-cita itu sudah
berbeda lagi. Pada masa kanak-kanak inilah seharusnya orangtua jeli
melihat bakat dan minat anak. Bimbinglah dan arahkanlah bakat anak itu.
Orangtua hendaknya mampu menjadi model bagi anak-anaknya (Bandura, 1986;
Bussey & Bandura, 1999).
Persoalan
yang muncul dalam bimbingan karir pada anak dan remaja adalah orangtua
tidak tahu bagaimana cara mengarahkan dan membimbing anak-anaknya.
Orangtua pada umumnya hanya menyerahkan bimbingan karir pada pihak
sekolah, karena sekolah dianggap lebih mengetahui tentang potensi anak.
Jarang terjadi orangtua memperkenalkan suatu karir melalui pengenalan
ketrampilan. Kesukaan anak pada suatu ketrampilan lebih terjadi karena
pengaruh teman atau pelajaran ekstra kurikuler dari sekolah. Apabila
teman-temannya sudah bosan dengan ketrampilan itu atau anak pindah
sekolah, maka bubarlah semangat anak dalam mendalami ketrampilan
tesebut. Selanjutnya anak belajar ketrampilan baru lagi, yang mungkin
sangat berbeda dengan ketrampilan pertama karena pengaruh teman-teman
sebayanya. Berganti teman berganti pula jenis ketrampilan, sehingga anak
tidak pernah menekuni suatu ketrampilan secara tuntas.
Tulisan
ini ditujukan pada para orangtua, guru, dan pihak-pihak yang berminat
dalam bidang bimbingan karir untuk remaja. Harapannya adalah semua pihak
menjadi waspada bahwa karir yang bervariasi itu penting diperkenalkan
pada anak, agar anak tidak terhambat atau kebingungan dalam menentukan
spesialisasinya. Pengenalan karir dapat dilakukan semenjak anak-anak
masih kecil. Kunci utama pengenalan karir adalah kesediaan orangtua
untuk meluangkan waktu bagi anak-anaknya sehingga terjalin kerjasama
yang harmonis antara keduanya.
Kerjasama
antara orangtua dan anak akan menentukan spesialisasi bakat anak.
Dampaknya pada masa remaja kelak anak akan lebih mendalami
spesialisasinya itu. Problem yang timbul biasanya bagaimana menentukan
bakat anak, mengingat minat anak-anak itu sering berubah-ubah. Di
sinilah kesabaran, tauladan, serta kesediaan meluangkan waktu dari
orangtua diuji. Inilah bentuk pendidikan dalam keluarga. Memang harus
ada semacam trial and error (coba-coab dan keliru) untuk menentukan bakat serta minat anak.
Pada
banyak kasus, tidak sedikit remaja yang ternyata kurang mendapat
bimbingan yang intensif dari orangtua ketika masa kanak-kanak dulu. Ini
adalah fenomena yang sering terjadi di daerah perkotaan, yang mana kedua
orangtua harus bekerja untuk mencari nafkah. Dampaknya mereka sudah
tidak mempunyai cadangan energi dan waktu yang cukup untuk anak-anaknya,
sehingga pembinaan minat dan bakat anak menjadi terlantar. Ini adalah
peringatan bagi para orangtua, agar lebih memperhatikan anaknya. Anak
tidak hanya butuh materi saja, tetapi juga bimbingan dan perhatian dari
orangtua.