Selasa, 11 November 2025

ESAI 10 - Andhika Cahya N - UTS - Psikologi Lingkungan - Kelas SJ&SP - Dr. Arundati Shinta, M.A - 11 November 2025

 

ESAI X – UJIAN TENGAH SEMESTER

 

Nama                          : Andhika Cahya Nugraha

NIM                            : 24310410059

Kelas                           : SJ & SP

Mata Kuliah                : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu        : Dr. Arundati Shinta, M.A


 

Manusia adalah makhluk unik yang tidak dapat disamakan antara satu dengan lainnya. Misalnya dalam hal memandang sesuatu, Setiap manusia tentunya memiliki perspektif dan pemikiran yang berbeda terhadap sesuatu tersebut, meskipun sesuatu yang dipandangnya tersebut merupakan hal yang sama. Contohnya ketika melihat orang lain membakar sampah, ada yang memandang hal tersebut sebagai aktivitas yang dapat merusak lingkungan, sementara ada pula yang memandang kegiatan tersebut tidak menjadi masalah untuk dilakukan, dengan alasan membakar sampah dapat menyingkat waktu untuk menangani perihal sampah. Perbedaan pandangan tersebut diakibatkan oleh proses mental yang dinamakan persepsi.

Persepsi merupakan suatu cara individu untuk memahami stimulus atau rangsangan terhadap sesuatu yang dijumpainya. Persepsi terbentuk akibat dari beberapa faktor, seperti pengalaman, pengetahuan, emosi, dll. Persepsi juga terjadi dalam hal lingkungan hidup, di mana setiap individu akan menafsirkan berbeda-beda stimulus yang didapatkan dari lingkungan yang ditemuinya. Lebih lanjut, persepsi juga akan mempengaruhi perilaku individu terhadap lingkungannya. Semisal saja individu yang sangat menyukai kebersihan, maka ketika ia jalan-jalan di tengah kota dan menemui beberapa sampah yang berserakan, persepsi yang muncul adalah sampah tersebut harus segera dibereskan, maka ia akan sesegera mungkin memungut dan menempatkan sampah tersebut di tempat sampah. Namun, tidak selamanya perilaku yang terbentuk dari persepsi merupakan aktivitas pro-lingkungan, apalagi jika persepsi tersebut dipengaruhi oleh hal yang lebih vital, semisal saja ekonomi. Contohnya memiliki persepsi menebang banyak pohon untuk bahan bangunan, di mana pohon tersebut memiliki nilai jual tinggi, namun di sisi lain hal tersebut berdampak buruk bagi lingkungan. Lalu bagaimana individu merespon suatu stimulus lingkungan melalui proses persepsi hingga dapat membentuk perilaku individu tersebut?

cb395877-3268-45cc-867a-d02506473eac_environmental-photographer8-201213

Gambar di atas merupakan foto situasi lingkungan perumahan di Amerika Selatan yang mana terlihat kumuh, akan tetapi terlihat beberapa penguni yang bersedia tinggal di sana. Sebenarnya, pengambilan keputusan individu apakah mau tinggal dan menempati suatu lingkungan ataupun tidak, dipengaruhi juga oleh persepsi. Proses mental yang terjadi di kognitif manusia tersebut membentuk tindakan yang berupa pengambilan keputusan yang pada akhirnya individu tersebut bersedia untuk tinggal di lingkungan yang dimaksud. Beberapa alasan yang mempengaruhi individu untuk tinggal di lingkungan seperti gambar tersebut, di antaranya:

  • Faktor ekonomi

Seperti yang telah dijelaskan di atas, faktor ekonomi juga dapat menentukan bagaimana pembentukan persepsi individu. Individu yang memiliki keadaan ekonomi yang lemah, mungkin akan terpaksa bersedia untuk tinggal di lingkungan seperti di gambar. Individu yang terpaksa tinggal tersebut mungkin awalnya akan merasa stres (karena lingkungan dianggap diluar batas optimal), namun ketika ia dapat berhasil melakukan coping untuk menghilangkan stres yang diderita, maka selanjutnya ia akan dapat melakukan adaptasi/adjustment terhadap lingkungan yang ditinggali.

  • Pembiasaan

Individu yang sudah terbiasa tinggal di lingkungan yang serupa dengan gambar tersebut, maka tentu saja ia tetap bersedia jika tinggal di lingkungan seperti pada gambar. Hal tersebut terjadi karena persepsi individu tersebut akan menganggap bahwa lingkungan tersebut masih dalam batas optimal, sehingga individu tidak akan merasa terganggu secara fisik maupun psikologis.

Kedua alasan tersebut sesuai dengan skema proses persepsi yang digambarkan oleh Paul A. Bell, dkk.

Dalam skema proses persepsi tersebut menjelaskan bagaimana individu merespon terhadap stimulus lingkungan (objek fisik) hingga membentuk perilaku (efek lanjutan). Awalnya individu menerima stimulus lingkungan, kemudian individu akan mepersepsikan stimulus tersebut berdasarkan pengalaman, pengetahuan, emosi, dll. dan akan menimbulkan dua keadaan.

  • Ketika stimulus tersebut dipandang masih dalam batas optimal, maka individu akan tetap berada dalam keadaan homeostatis (keadaan di mana internal tubuh tetap stabil dan seimbang, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan eksternal).
  • Ketika stimulus dinilai diluar batas optimal, maka akan menimbulkan stres, yang mana individu akan melakukan coping, dan apabila berhasil, individu akan adaptasi/adjustment terhadap lingkungan dan menciptakan keseimbangan dengan lingkungan. Namun apabila coping gagal, stres akan berlanjut, dan berefek lanjutan yang negatif, seperti gangguan psikologis, dll.

 

Daftar Pustaka:

Bell, A.P., Greene, T.C., Fisher, J.D. & Baum, A. (2001). Environmental psychology. 5th ed. Harcourt College Publishers.

Patimah, A.S., Shinta, A. & Amin Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29. https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807

Wang, K. S., Yang, Y.-Y., & Delgado, M. R. (2021). How perception of control shapes decision making. Current Opinion in Behavioral Sciences, 41, 85–91. https://doi.org/10.1016/J.COBEHA.2021.04.003

0 komentar:

Posting Komentar