Esai ke 5 dan 6 Psikologi Industri dan Organisasi
Erika Fadhilah Umi 2431041003
Psikologi Reguler
Dr., Dra. Arundati Shinta
M.A
Dalam dunia kerja yang kompetitif dan dinamis, keberhasilan suatu organisasi tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi atau strategi bisnis semata, tetapi juga oleh sumber daya manusia yang dimilikinya. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja. Motivasi kerja berperan sebagai pendorong internal yang menggerakkan individu untuk bekerja dengan penuh semangat, tekad, dan tujuan yang jelas. Ketika karyawan memiliki motivasi yang tinggi, mereka cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik, produktivitas yang meningkat, dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.
Motivasi kerja dapat berasal dari dua sumber utama: intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik muncul dari dalam diri karyawan, misalnya keinginan untuk berkembang, mencapai prestasi, atau merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan. Sementara itu, motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri karyawan, seperti gaji, bonus, promosi, atau pengakuan dari atasan. Kedua jenis motivasi ini saling melengkapi dan memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap dan perilaku karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Penelitian di bidang manajemen sumber daya manusia menunjukkan bahwa karyawan yang termotivasi cenderung lebih proaktif, kreatif, dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap tekanan kerja. Sebaliknya, kurangnya motivasi dapat menyebabkan menurunnya semangat kerja, meningkatkannya tingkat absensi, dan bahkan berujung pada turn over yang tinggi. Oleh karna itu, perusahaan perlu merancang sistem manajemen yang mampu memelihara dan meningkatkan motivasi kerja, baik melalui penyediaan insentif yang adil, peluang pengembangan karir, maupun penciptaan lingkungan kerja yang positif dan mendukung.
Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah teori kebutuhan Maslow, yang menyatakan bahwa manusia memiliki tingkatan kebutuhan: fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Dalam konteks ini, perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dasar karyawan terlebih dahulu sebelum menuntut pencapaian kinerja yang tinggi. Misalnya, jika seorang karyawan merasa tidak aman secara finansial atau tidak dihargai di tempat kerja, maka motivasi untuk berprestasi akan menurun.
Kesimpulan, motivasi kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan. Untuk mencapai hasil kerja yang optimal, organisasi harus memahami faktor-faktor yang memotivasi karyawan dan menerapkannya secara konsisten dalam kebijakan dan praktik manajemen mereka. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya akan memperoleh kinerja yang tinggi dari karyawannya, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat, harmonis, dan produktif.
vidio motivasi kerja :
https://youtu.be/ePEWgkv_n9I?si=W8Ql7rNb-E6nOr7N
0 komentar:
Posting Komentar