Apriana Aulia Rahma (24310410202)
Psikologi Reguler-A
Ujian Akhir Semester Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Enam elemen keberanian itu adalah:
1. Biological Courage atau keberanian bawaan atau bakat alamiah.
Keberanian ini adalah keberanian yang muncul dari dalam diri seseorang secara alami. Biasanya berkaitan dengan karakter bawaan, seperti pintar menganalisis, punya insting yang tajam, bisa mengambil keputusan di saat yang genting, dan tahu arah tujuannya.
Contohnya adalah:• Gubernur DKI Jakarta menunjukkan ini saat pandemi Covid-19. Beliau dapat dengan cepat membuat peta sebaran kasus dan langsung ambil keputusan terkait PSBB dan lockdown skala lokal. Itu bukan hal yang mudah, apalagi saat belum banyak data tersedia. Tapi karena dia mempunyai visi dan insting yang kuat, dia bisa ambil langkah cepat.
• Gubernur Banten juga menunjukkan hal ini waktu dia menyusun rencana jangka panjang pembangunan kawasan industri di Cilegon. Beliau tahu bahwa daerah di kawasan tersebut mempunyai potensi besar, dan langsung membuat rencana strategis, bahkan sebelum ada permintaan dari pusat.
2. Intellectual Courage atau keberanian untuk belajar dan berpikir kritis.
Keberanian ini berguna untuk mengubah pola pikir lama, berani mengkritisi hal-hal yang selama ini dianggap "sudah biasa", dan terbuka pada hal-hal baru meskipun ide itu belum populer.
Contoh: • Gubernur DKI Jakarta berani menerapkan sistem digital dalam pendidikan dan kesehatan, seperti integrasi data vaksinasi dengan KTP warga. Ini mengubah sistem lama yang masih serba manual. Padahal, banyak pejabat yang belum siap dengan teknologi. Tali beliau tetap dorong karena yakin ini lebih efektif.
• Gubernur Banten menerapkan sistem informasi desa digital. Beliau tahu kalau banyak kepala desa belum familiar dengan teknologi, tapi beliau tetap mendorong supaya data bisa transparan dan warga lebih tahu soal anggaran desa.
3. Moral Courage atau keberanian membela yang benar, meskipun tidak populer.
Keberanian ini untuk berdiri teguh pada nilai moral dan etika, meskipun keputusan ini bisa membuat dia kehilangan dukungan, diserang oleh kelompok tertentu, atau bikin banyak orang marah.
Contoh: • Gubernur DKI Jakarta berani menutup pasar tradisional dan area PKL saat pandemi, demi menjaga kesehatan warga. Padahal, beliau tahu akan banyak protes dari pedagang dan kelompok tertentu, bahkan mungkin partai politik yang mempunyai kepentingan di sana.
• Gubernur Banten berani memecat pejabat daerah yang terlibat kasus korupsi. Meskipun yang dipecat itu punya kedekatan politik, dia tetap tegas. Ini langkah yang berat karena bisa berdampak pada posisinya sendiri, tapi dia tetap jalankan karena itu yang benar.
4. Creativity Courage atau keberanian untuk berinovasi
Ini keberanian untuk menciptakan ide-ide baru, bahkan kalau itu bikin sistem lama terguncang. Pemimpin seperti ini tidak takut dianggap aneh atau terlalu nekat, karena beliau perubahan itu perlu.
Contoh: • Gubernur DKI Jakarta menciptakan aplikasi "JAKI" (Jakarta Kini), yang mempermudah warga mengakses berbagai layanan kota dalam satu aplikasi. Ini menggantikan cara lama yang ribet harus datang langsung ke kantor, antri, dan kadang harus bayar biaya tambahan tak resmi.
• Gubernur Banten membuat program "Banten Agro Tech Hub" progam yang menghubungkan petani lokal dengan teknologi dan pasar melalui sistem digital. Ini benar-benar baru, karena biasanya program pertanian hanya seputar pupuk dan alat.
5. Followers Courage atau keberanian memberdayakan warga.
Keberanian ini untuk membuat warga ikut aktif dan berani menyampaikan pendapat, bahkan mengkritik pemimpin jika perlu. Pemimpin yang punya keberanian ini tidak akan tajur dikritik. Justru dia ingin rakyatnya cerdas dan berani bersuara.
Contoh: • Gubenur DKI Jakarta membuat sistem pelaporan banjir, sampah, dan masalah lainnya lewat aplikasi. Jadi warga bisa langsung lapor dan ikut membantu pantau kinerja pemerintah. Ini bukan cuma soal teknologi, tali juga soal memberi ruang bagi warga untuk ikut terlibat.
• Gubernur Banten mendorong masyarakat desa ikut Musrenbang ( Musyawarah perencanaan pembangunan ) secara terbuka. Warga jadi bisa menyampaikan aspirasi mereka langsung, dan bahkan menolak anggaran yang tidak masuk akal.
6. Power Courage atau keberanian melawan tekanan kekuasaan.
Ini merupakan keberanian untuk menolak tekanan dari elite politik, pengusaha besar, atau birokrasi lama, demi menjalankan kebijakan yang berpihak ke rakyat. Ini tipe keberanian yang paling berat, karena bisa mengancam posisi atau jabatan si pemimpin
Contoh: • Gubernur DKI Jakarta pernah menolak permintaan elite partai untuk menempatkan orang-orang tertentu di jabatan strategis. Beliau tetap memilih berdasarkan kompetensi, bukan titipan politik. Itu keputusan berani.
• Gubernur Banten menolak menerbitkan izin kawasan industri besar sebelum analisis dampak lingkungannya (AMDAL) selesai. Padahal ada tekanan dari pengusaha besar yang ingin cepat bangun proyek. Tapi beliau tetap bertahan karena dampaknya bisa besar buat lingkungan dan warga.
Jadi, kalau ingin menjadi pemimpin yang baik, kita tidak cuma butuh satu jenis keberanian. Kita butuh enam jenis keberanian tersebut. Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten sudah memberikan contoh konkret dari masing-masing elemen ini. Kita bisa belajar dari mereka, bahwa keberanian bukan cuma soal nekat atau keras kepala, tetapi soal teguh pada kebenaran dan keberpihakan pada rakyat, bahkan ketika itu tidak mudah sekalipun.
0 komentar:
Posting Komentar