Selasa, 22 Juli 2025

Bangkitkan Motivasi Kerja: Tips Praktis untuk Kembali Produktif

                         ESSAI KE-6 MOTIVASI


Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M. A 
Ratu Sabinawangi Nauli H
NIM. 24310410204
Kelas A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta










Motivasi kerja sering kali naik turun seiring dengan dinamika hidup dan pekerjaan itu sendiri. Tidak jarang seseorang yang awalnya penuh semangat dan dedikasi, kemudian merasa jenuh, kehilangan arah, atau bahkan ingin menyerah. Fenomena ini bukanlah hal yang langka, melainkan sesuatu yang sangat manusiawi. Namun, bila tidak segera ditangani, kehilangan motivasi dapat berdampak negatif pada produktivitas, kualitas kerja, bahkan kesehatan mental karyawan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami cara-cara membangkitkan kembali motivasi kerja dengan strategi yang tepat dan realistis.

Salah satu kunci penting dalam membangkitkan motivasi kerja adalah menemukan kembali tujuan pribadi dan makna pekerjaan. Menurut Victor Frankl (2006), manusia memiliki dorongan dasar untuk menemukan makna dalam hidup, termasuk dalam aktivitas sehari-hari seperti bekerja. Ketika seseorang lupa mengapa ia bekerja, atau merasa pekerjaannya tidak berdampak, maka energi dan semangat pun merosot. Untuk itu, langkah awal yang bisa dilakukan adalah merefleksikan kembali: “Mengapa saya memilih pekerjaan ini?”, “Apa yang ingin saya capai melalui pekerjaan ini?”, dan “Apa dampak positif dari pekerjaan saya bagi orang lain?”. Menyadari bahwa pekerjaan bukan sekadar kewajiban, tetapi sarana untuk tumbuh dan memberi kontribusi, bisa menjadi pemicu motivasi yang kuat.

Langkah berikutnya adalah membagi target besar menjadi langkah-langkah kecil dan realistis. Banyak orang kehilangan motivasi karena merasa kewalahan oleh tuntutan pekerjaan yang begitu besar. Dalam teori Goal Setting yang dikembangkan oleh Locke dan Latham (2002), motivasi meningkat ketika seseorang memiliki tujuan yang jelas dan menantang, tetapi juga terjangkau. Oleh karena itu, ubahlah tugas besar menjadi sub-tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Setiap keberhasilan kecil akan memberikan rasa pencapaian dan dorongan untuk melangkah ke tugas berikutnya.
Selanjutnya, membangun lingkungan kerja yang mendukung juga sangat menentukan motivasi seseorang. Herzberg (1959) dalam teorinya tentang dua faktor motivasi menyebutkan bahwa kondisi kerja, hubungan antar kolega, dan pengakuan dari atasan adalah faktor penting yang memengaruhi kepuasan kerja. Oleh sebab itu, ciptakan ruang kerja yang nyaman, jalin komunikasi yang positif dengan rekan, dan jangan ragu untuk meminta umpan balik atau dukungan dari atasan jika diperlukan. Apresiasi sederhana, seperti ucapan terima kasih atau pengakuan atas usaha yang dilakukan, dapat menjadi energi besar untuk kembali bersemangat.
Selain faktor eksternal, mengatur pola hidup sehat dan manajemen stres juga berperan besar dalam membangkitkan motivasi. Kurang tidur, asupan makanan tidak seimbang, dan stres berkepanjangan dapat melemahkan motivasi secara biologis. Olahraga ringan, tidur yang cukup, serta menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah langkah penting yang tak boleh diabaikan.


Terakhir, hindari membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan, terutama di era media sosial. Setiap orang memiliki jalur dan kecepatannya masing-masing dalam bekerja dan meraih pencapaian. Fokus pada perkembangan diri sendiri lebih sehat dan produktif daripada terjebak dalam perasaan tidak cukup karena melihat keberhasilan orang lain.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut secara konsisten, motivasi kerja yang sempat meredup dapat perlahan tumbuh kembali. Yang terpenting, sadari bahwa motivasi bukan sesuatu yang harus menunggu datang dari luar, tetapi bisa dibangun dari dalam diri dengan kesadaran, perencanaan, dan lingkungan yang tepat.

Link Video Tugas ke-5 



Daftar Pustaka

• Frankl, V. E. (2006). Man’s Search for Meaning. Boston: Beacon Press.
• Herzberg, F. (1959). The Motivation to Work. New York: John Wiley & Sons.
• Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002). Building a practically useful theory of goal setting and task motivation: A 35-year odyssey. American Psychologist, 57(9), 705–717.
• Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior (17th ed.). Pearson Education.
• Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New Directions. Contemporary Educational Psychology, 25(1), 54–67.




0 komentar:

Posting Komentar