Nim : 24310410056
Prodi : Psikologi
Essai uas pio
Keberanian dalam Kepemimpinan
Fenomena kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat, tengah menjadi
sorotan nasional. Kiprahnya dalam membenahi isu lingkungan seperti sampah, banjir, dan
penambangan liar, serta kesediaannya menggunakan dana pribadi demi kesejahteraan
rakyat, menunjukkan dedikasi luar biasa. Tingkat dukungan masyarakat terhadap KDM
mencapai 94% lebih (Febrian & Farisa, 2025), tertinggi se-Jawa. Keberhasilan KDM
memunculkan reaksi beragam, termasuk kritik dan kecanggungan dari gubernur daerah lain
seperti DKI Jakarta dan Banten. Dalam konteks ini, penting untuk menilai kepemimpinan
dengan kerangka courage atau keberanian, sebagaimana dikemukakan oleh Sen et al. (2013),
yang mencakup enam elemen: biological courage, power courage, followers courage, moral
courage, creativity courage, dan existential courage.
Biological courage mencerminkan keberanian fisik menghadapi risiko nyata. Gubernur DKI
Jakarta menunjukkan elemen ini saat ia turun langsung ke lokasi banjir pada malam hari di
tengah hujan lebat, menunjukkan komitmen langsung dalam menangani krisis. Sementara
itu, Gubernur Banten menunjukkan biological courage saat melakukan inspeksi ke daerah
rawan longsor meski kondisi berbahaya. Keduanya menunjukkan keberanian menghadapi
risiko secara fisik demi rakyatnya.
Power courage adalah keberanian menggunakan kekuasaan secara tegas demi kepentingan
publik. Gubernur DKI berani menerapkan regulasi ketat terhadap bangunan ilegal, meskipun
menghadapi tekanan politik. Sementara itu, Gubernur Banten memberhentikan pejabat
daerah yang terlibat dalam penebangan pohon ilegal, menunjukkan integritas dalam
penegakan hukum.
Followers courage mengacu pada kemampuan memobilisasi rakyat dan mendengarkan
aspirasi mereka. Di Jakarta, gubernur mendorong komunitas RT/RW dan LSM untuk terlibat
dalam program bersih-bersih sungai. Di Banten, gubernur mengajak masyarakat sekitar
sungai untuk menanam pohon dan menjaga daerah resapan, sekaligus menampung ide
mereka dalam perumusan kebijakan.
Moral courage adalah keberanian menjunjung etika dan nilai moral. Gubernur DKI pernah
menolak dana bantuan dari perusahaan yang terbukti mencemari lingkungan, meski berisiko
terhadap anggaran publik. Di Banten, gubernur secara terbuka melaporkan tindakan korup
pejabat daerah yang menerima suap dari penambang liar.
Creativity courage merujuk pada keberanian berpikir dan bertindak secara inovatif. Di DKI
Jakarta, diperkenalkan sistem bank sampah digital yang menghubungkan masyarakat dengan
komunitas daur ulang. Gubernur Banten menciptakan program agroforestri, memadukan
konservasi alam dengan ekonomi lokal secara kreatif.
Terakhir, existential courage, yakni keberanian menjalani peran kepemimpinan meski
menghadapi tekanan besar. Gubernur DKI menghadapi kritik media dengan tetap transparan
dan berkomitmen pada prinsip. Gubernur Banten mengambil peran sebagai penengah
konflik antarwilayah penambangan, meski terancam secara politik.
Keenam elemen keberanian ini penting dalam menilai kualitas kepemimpinan. Dalam
konteks fenomena KDM, para pemimpin daerah lain juga dapat mencerminkan elemen-
elemen tersebut, meski dalam bentuk dan intensitas yang berbeda. Kepemimpinan bukan
hanya soal popularitas, melainkan tentang keberanian moral, ketegasan, inovasi, dan
keberpihakan nyata kepada rakyat. Dengan memahami elemen courage ini, masyarakat dapat lebih objektif dalam menilai dan memilih pemimpinnya.
Daftar Pustaka
Febrian, M., & Farisa, A. (2025). Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Gubernur Jawa
Barat: Studi Kasus Kang Dedi Mulyadi. Bandung: Pusat Studi Politik dan Kepemimpinan
Universitas Padjadjaran.
Farhan, D. (2025, Juni 12). Ketegangan Antar Gubernur: Kinerja KDM Menjadi Sorotan.
Kompas.id. https://www.kompas.id
Metro TV. (2025, Mei 20). Gubernur Banten Tidak Sependapat dengan Program KDM.
Metro TV. https://www.metrotvnews.com
Momo Bar Bar New. (2025, Juni 3). Gubernur DKI Jakarta Sindir Gaya Kepemimpinan Dedi
Mulyadi. YouTube. https://www.youtube.com
Sen, A., Kumar, R., & Bhatia, S. (2013). Courageous Leadership: Elements of Bold Decision.
0 komentar:
Posting Komentar