UTS Psikologi Industri & Organisasi
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta M.A
Ratu Sabinawangi Nauli H
NIM: 24310410204
Kelas A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
1. Permainan yang dilakukan dalam kuliah PIO ke-5 ini terasa sangat seru karena menggabungkan unsur tantangan, strategi, dan potensi hadiah. Mahasiswa diminta untuk memasukkan bola kertas ke dalam mangkuk-mangkuk yang berisi uang, dengan jarak dan jumlah uang yang berbeda-beda. Semakin jauh jaraknya, semakin besar uangnya. Namun, tantangannya juga makin tinggi. Permainan ini menjadi menarik karena mahasiswa harus mempertimbangkan antara risiko dan imbalan: apakah mereka akan memilih mangkuk yang dekat tapi hadiahnya kecil (atau bahkan tidak ada), atau mencoba mangkuk yang lebih jauh dengan hadiah besar namun peluang berhasil lebih kecil.
Jika kita kaitkan dengan kurva yang diberikan yaitu kurva hubungan antara tingkat kesulitan dengan motivasi dan performa permainan ini sangat cocok. Kurva tersebut menjelaskan bahwa motivasi dan performa seseorang akan meningkat seiring dengan tantangan yang dihadapi, tetapi hanya sampai batas tertentu. Ketika tugas terlalu mudah, seperti memasukkan bola ke mangkuk pertama yang tidak ada hadiahnya, mahasiswa cenderung tidak termotivasi karena tidak ada tantangan atau imbalan. Sebaliknya, jika tugasnya terlalu sulit, seperti mencoba memasukkan bola ke mangkuk terakhir yang berjarak 400 cm dengan hadiah Rp. 100.000, banyak mahasiswa bisa jadi kehilangan motivasi karena merasa kecil kemungkinan untuk berhasil.
Bagian yang paling seru justru terjadi ketika mahasiswa mencoba mangkuk di tengah-tengah misalnya mangkuk ke-3 atau ke-4 karena tantangannya cukup tinggi tapi masih masuk akal untuk dicoba. Inilah yang disebut dengan zona optimal dalam kurva tersebut: ketika tugas cukup menantang namun masih dapat dicapai, motivasi dan performa akan berada di titik tertinggi. Jadi, melalui permainan ini, mahasiswa tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga secara tidak langsung mengalami konsep psikologi motivasi secara nyata.
2. Dalam dunia kerja, kurva ini juga sangat relevan. Ketika karyawan diberi tugas yang terlalu mudah dan berulang, mereka bisa kehilangan semangat karena merasa tidak berkembang. Namun, jika diberi tugas yang terlalu berat tanpa dukungan, mereka bisa merasa kewalahan, stres, dan akhirnya malah tidak produktif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan atau manajer untuk bisa memberikan tantangan yang pas: tidak terlalu ringan, tapi juga tidak terlalu berat. Ketika karyawan merasa tertantang namun masih memiliki peluang untuk berhasil, mereka akan lebih termotivasi, lebih fokus, dan hasil kerjanya pun akan lebih baik. Kurva ini membantu kita memahami pentingnya keseimbangan antara beban kerja dan kapasitas individu agar tercipta lingkungan kerja yang produktif dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The Psychology of Optimal Experience. New York: Harper & Row.
Yerkes, R. M., & Dodson, J. D. (1908). The relation of strength of stimulus to rapidity of habit-formation. Journal of Comparative Neurology and Psychology, 18(5), 459–482.
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in Education: Theory, Research, and Applications (3rd ed.). Pearson Merrill Prentice Hall.
Gagne, M., & Deci, E. L. (2005). Self‐determination theory and work motivation. Journal of Organizational Behavior, 26(4), 331–362.
0 komentar:
Posting Komentar