Selasa, 13 Mei 2025

Hubungan Permainan Memasukan Bola dengan Motivasi dan Goals

Esai UTS - Psikologi Industri dan Organisasi
Rafael Jadug Bayu Luhur
(24310410055)
Kelas A
Dr., Dra. Arundati Shinta M. A.


Perkuliahan pada 29 April 2025, dosen pengampu mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi, Ibu Arundati Shinta memberikan sebuah game kepada mahasiswa angkatan '24. Game tersebut mengsimulasikan bagaimana "Goals Setting Theory" yang dikemukakan oleh Locke.

Game diawali dengan mahasiswa maju dan berbaris, sementara didepan mereka telah tersusun mangkuk-mangkuk yang telah diisi uang. Mangkuk pertama, merupakan mangkuk yang paling dekat dengan mahasiswa. Didalamnya tidak diisi uang sama sekali. Mangkuk kedua berada di belakang mangkuk pertama, berisi uang 100,- rupiah. Sementara dibelakangnya terdapat mangkuk ketiga, diisi uang 5.000,- rupiah. Mangkuk keempat berjarak 150 cm, berada dibelakang mengakuk ketiga. Mangkuk tersebut berisi 20.000,- rupiah. Mangkuk kelima berada dibelakang mangkuk keempat, dan diisi dengan uang 50.000,-. Lalu, mangkuk keenam merupakan mangkuk terkahir dan paling jauh dari mahasiswa. Mangkuk tersebut berisi uang dengan nominal paling banyak, yaitu 100.000,- rupiah.

Para mahasiswa nampak bersemangat untuk melakukan permainan ini, berharap mendapatkan hadiah yang berada didalam mangkuk tersebut. Para mahasiswa melakukannya dengan bergantian, berusaha untuk menargetkan bola mereka kedalam mangkuk yang paling jauh. Alhasil, banyak dari mahasiswa yang tidak dapat memasukkan bola mereka kedalam mangkuk, sehingga tidak ada dari mahasiswa yang mendapatkan hadiah.

Simulasi diatas adalah contoh yang sesuai dengan penerapan "Goals Setting Theory" oleh Locke. Individu akan merasa tertantang (motivasi tinggi) untuk mencapai tujuan mereka (memasukan bola kedalam mangkuk-mangkuk) setelah mengetahui reward yang diberikan. Locke dan Latham (dalam Aulia, 2020) menjelaskan lebih rinci bahwa motivasi akan timbul dan menjadi kuat jika individu memiliki tujuan yang sulit atau tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari suatu tujuan yang bersifat spesifik dibandingkan tujuan yang mudah atau tidak pasti, dikarenakan pada tujuan yang sulit terdapat muatan tantangan. Hal ini selaras dengan kurva "Goals Setting Theory" dimana semakin tinggi tingkat kesulitan tujuan maka semakin tinggi pula motivasi yang muncul. Selama tingkat kesulitan dari tujuan yang ditentukan tersebut cukup, maka performa serta motivasi yang ditunjukkan tidak akan mengalami penurunan.

Lantas apa hubungannya games tersebut dengan kurva "Goals Setting Theory"? Tentu saja berhubungan. Semakin menantang atau semakin tinggi tingkat kesulitan dari tujuan yang ditetapkan maka semakin tinggi pula motivasi individu tersebut. Tetapi, apabila tujuan terlalu sulit, maka akan terjadi penurunan performa yang menyebabkan tujuan tidak tercapai. Pada simulasi kali ini, mahasiswa merasa tertantang karena reward yang diberikan serta tingkat kesulitan tujuan mereka (memasukan bola kedalam mangkuk). Membuat mereka berusaha sebaik mungkin (motivasi tinggi) untuk memasukan bola kedalam mangkuk. Namun, karena kebanyakan dari mereka mengincar mangkuk yang terlalu jauh, menyebabkan mereka sulit untuk memasukan bola kedalam mangkuk tersebut (performa turun). Maka perlu setting yang baik dimana tingkat kesulitan tujuan/goals cukup (tidak terlalu mudah ataupun sulit) sehingga selaras dengan motivasi/performa yang meningkat.

Dalam dunia kerja, kurva "Goals Setting Theory" ini dapat dijadikan sebagai acuan individu untuk menentukan tujuan mereka. Tentunya individu perlu menentukan tujuan yang jelas dan terukur agar mereka bisa menentukan batas kemampuan mereka untuk menyelesaikan tantangan/tugas tersebut. Artinya, kuat ataupun lemahnya perilaku/ tindakan individu ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini tujuan yang jelas, dipahami dan bermanfaat akan membuat individu berkecenderungan untuk berjuang lebih keras dalam mencapai suatu tujuan, dibandingkan dengan tujuan yang sulit dipahami dan bersifat kabur (Aulia, 2020). Apabila tujuan/goals yang mereka tentukan ini terlalu mudah atau terlalu sulit maka individu akan sulit untuk termotivasi atau performa yang menurun. Namun, apabila individu menyetel tingkat kesulitan tujuan/goals sesuai dengan kemampuannya maka dirinya akan termotivasi serta menunjukkan performa yang baik dalam kinerjanya.

Daftar Pustaka
Aulia. (2020). Goal Setting Theory VS Reinforcement Theory : In Ruh Perspective Theory. Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, 1, 62 - 75. https://seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/article/download/5702/1211

Related Posts:

  • Esai Perdana Tentang Diri Saya        Esai Tentang Diri Saya Erika Fadhilah Umi Psikologi Industri dan Organisasi Dosen pengampu: Dr.Arundati Shin… Read More
  • Essai Perdana Tentang Diri SayaEsai Tentang Diri SayaMutiara Ramadani PutriKelas Reguler AProdi Psikologi Industri dan OrganisasiDosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A. Hai n… Read More
  • ESAI PERDANA      ESAI PERKENALAN DIRI                  Chitra Amanda kasim       … Read More
  • essai perdana                       ESSAI PERKENALAN DIRIRatu Sabinawangi Nauli HarahapNim: 24310410204… Read More
  • ESAI PERDANA ESAI TENTANG SAYA Nama : Khansa Humaira NIM : 24310410034 Fakultas : Psikologi Kelas : A Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati … Read More

0 komentar:

Posting Komentar