Wawancara Karyawan
Esai Ke-3 Psikologi Industri dan
Organisasi
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A
Andarini Sulistiawati
NIM. 24310410201
Kelas A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pada kesempatan kali ini, saya
melakukan wawancara dengan saudari A yang bekerja sebagai tenaga kerja / tenaga
bantu pada sebuah instansi pendidikan, di salah satu SD di Gunungkidul. Saudari
A merupakan orang yang masuk pada generasi Z. Atas keterampilan dan
kemampuannya, dia menjalani beberapa pekerjaan. Selain bekerja, ternyata A juga
masih menjalani pendidikan tinggi untuk gelar sarjananya. Dari beberapa
kesibukannya, namun sebagai seorang yang pandai dalam mengelola stress dan
waktu, A dapat menyelesaikan semua tugasnya dengan baik.
Pada wawancara yang saya lakukan,
saya menanyakan mengenai pekerjaan yang ia jalani ketika berada di suatu
instansi, waktu yang banyak ia gunakan dalam bekerja. A menjelaskan ia merasakan
nyaman dengan lingkungan kerjanya. Selain tempatnya yang dekat dengan tempat
tinggal, A merasa bahwa ia dapat se-frekuensi dengan beberapa teman kerjanya,
sehingga dia enjoy menjalani pekerjaan tersebut. Masih termasuk karyawan baru.
Awalnya A merasa bingung harus melakukan pekerjaan apa lagi, karena ia merasa
pekerjaannya tidak terlalu menantang. Di antara beberapa karyawan yang ada, dia
merupakan karyawan paling muda di sana. A merasa bahwa teman-temannya mengayomi
dia. Sedia membimbing serta memberikan arahan atau teguran padanya.
Saya bertanya pada A mengenai
kesulitannya dalam bekerja. Setelah bekerja kurang lebih 1,5 tahun, A merasa
bahwa sudah mulai mengalami beberapa hambatan dan kesulitan dalam bekerja.
Kesulitan itu ia dapatkan dari perintah atasan yang banyak dan terkadang atasan
memberikan perintah sudah mepet dengan deadline yang ditentukan. Di samping
tugas yang menumpuk dan sudah mepet dengan tenggat waktu, dia masih harus
memikirkan tugas-tugasnya pada tempat kerja yang lain. Juga tugas-tugas yang ia
dapat dari perkuliahannya. Dapat disimpulkan bahwa kesulitan A dalam pekerjaan
adalah membagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyelesaikan semua tugas yang dibebankan kepadanya.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
itu, A menjelaskan bahwa dia perlu membuat suasana hatinya (mood) berada dikondisi
yang baik dan stabil. Untuk mendapatkan mood yang bagus, biasnya dia
akan makan atau minum makanan dan minuman yang dia sukai. Jika tidak dia akan
pergi ke tempat-tempat yang menenangkan hati, seperti ke tempat yang dapat melihat
pemandangan alam. Tempat indah, sejuk, dan tenang menjadi tujuan dia untuk menenangkan
hati dan pikirannya. Setelah dia merasa suasana hatinya sudah baik, dia akan
mulai menata pikiran untuk mulai menyelesaikan pekerjaannya.
A menjelaskan bahwa solusi ini
efektif untuk mengatasi kesulitannya dalam bekerja. Karena ia merasa suasana
hati yang baik akan meningkatkan kesehatan mental dan itu adalah kunci untuk
menjalani suatu kegiatan dan menyelesaikan tugas dengan enjoy, sehingga
mendapatkan hasil yang baik pula.
Dari pengalaman A di atas, dapat kita
ambil makna bahwa kita tidak perlu terlalu mengambil pusing tugas-tugas yang
dibebankan pada kita. Terima saja tugas-tugs itu sesuai dengan kemampuan diri.
Jika dirasa sulit, maka tidak apa-apa untuk keluar sebentar mencari suatu hal
yang dapat menenangkan hati, membuat suasana hati tetap bagus. Lalu kembali
pada tugas-tugas itu dengan mood baik, dan mental yang siap menyelesaikan tugas-tugas
yang menghadang.
0 komentar:
Posting Komentar