Esai 3 - Psikologi Industri dan Organisasi
Ratu Sabinawangi Nauli H (24310410204)Kelas ADr., Dra. Arundati Shinta M. A.Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Judul: Dinamika Tantangan Karyawan dalam Organisasi dan Strategi Adaptif yang Diterapkan
Pendahuluan
Menjadi karyawan dalam sebuah organisasi bukanlah hal yang mudah. Dunia kerja saat ini ditandai oleh perubahan cepat, tuntutan kinerja tinggi, dan lingkungan kerja yang kompetitif. Melalui wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2025 dengan Bapak Andi (nama disamarkan), seorang karyawan bagian pemasaran di perusahaan distribusi nasional, diketahui bahwa tantangan utama bukan hanya berasal dari beban kerja, tetapi juga dari ketidakpastian arah kerja, ekspektasi manajemen, dan dinamika hubungan antar tim.
Permasalahan yang Dihadapi
Dalam wawancara, Bapak Andi menyampaikan bahwa beban kerja yang tinggi sering kali tidak diimbangi dengan kejelasan prioritas. Ia mengatakan, "Dalam sehari saya bisa diminta menyusun laporan penjualan, ikut meeting produk, lalu sore diminta turun ke lapangan. Semuanya penting, tapi kadang nggak tahu mana yang harus didahulukan."
Selain multitasking yang tidak terkontrol, ia juga mengalami tekanan emosional akibat komunikasi yang kurang terbuka antara atasan dan bawahan. Menurutnya, "Kadang saya merasa atasan hanya memberi perintah, tapi tidak mendengarkan kondisi di lapangan. Akhirnya kami kerja dengan tekanan tapi bingung arahnya." Hal ini menciptakan ketegangan dan memicu kelelahan mental yang perlahan menurunkan semangat kerja.
Berikut ini skema yang menggambarkan hubungan antara beban kerja yang tinggi, minimnya arahan, dan dampaknya terhadap motivasi:
Skema 1: Dampak Beban Kerja Tanpa Arahan Jelas
Beban Kerja ↑ + Arahan Tidak Jelas ↓ → Motivasi ↓ → Performa Kerja ↓
Solusi dan Strategi Adaptif
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Bapak Andi mengembangkan beberapa strategi pribadi. Ia mulai menerapkan teknik manajemen waktu secara disiplin, seperti menyusun prioritas harian dan membatasi gangguan digital selama jam kerja. "Sekarang saya mulai dari bikin agenda tiap pagi. Mana yang bisa ditunda, saya simpan. Kalau semua dikerjakan sekaligus, pasti kacau," jelasnya.
Selain itu, ia belajar berkomunikasi secara lebih terbuka dan tegas kepada atasannya. "Saya mulai belajar bilang ‘tidak’ dengan sopan kalau tugasnya tidak masuk akal. Tapi tetap saya kasih solusi alternatif agar pekerjaan tetap jalan,"tambahnya.
Pihak perusahaan pun perlahan merespons tantangan ini. Mulai awal tahun 2025, perusahaan membuka sesi coaching bulanan bersama supervisor, di mana karyawan bisa menyampaikan kendala dan saran secara langsung. Menurut Andi, ini membantu, meski belum sepenuhnya berjalan ideal. "Setidaknya sekarang kami punya ruang untuk bicara, itu awal yang bagus," ujarnya.
Penutup
Dari wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa tantangan sebagai karyawan dalam organisasi modern sangat kompleks dan tidak hanya terkait teknis pekerjaan. Kombinasi antara beban kerja tinggi, komunikasi yang kurang, dan ketidakjelasan arah menjadi masalah utama. Namun, strategi adaptif secara pribadi, seperti pengelolaan waktu dan komunikasi asertif, serta dukungan sistem dari organisasi dapat menjadi jalan keluar yang efektif. Keseimbangan antara ekspektasi organisasi dan kesejahteraan karyawan adalah kunci agar performa tetap optimal dalam jangka panjang.
Daftar Pustaka
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (2012). Organizations: Behavior, Structure, Processes. McGraw-Hill.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior (17th ed.). Pearson Education.
Handoko, T. H. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta.
Mangkunegara, A. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar