Rabu, 30 April 2025

Film "Second Act" Tunjukkan Bahwa Hidup Selalu Memiliki Kesempatan Kedua

 

Review Film "Second Act"

Andarini Sulistiawati (24310410201)
Esai ke-1 Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pembimbing: Dr. Arundati Shinta, M.A.  



Topik

Film Second Act menyampaikan beberapa topik utama yang relevan dengan kehidupan modern, terutama seputar kesempatan kedua, pemberdayaan diri, dan nilai pengalaman hidup. Kesempatan kedua (second act) merupakan sebuah ide bahwa seseorang bisa memulai kembali, memperbaiki masa lalu, dan mengejar impian meski sudah tidak muda atau tidak sesuai "standar umum". Maya, tokoh utama, adalah simbol bahwa perubahan karier atau hidup tidak dibatasi usia atau latar belakang.

Sumber

Second Act | Full Movie | Jennifer Lopez | Peter Segal | 01:44:00
https://youtu.be/pUHMkwkpIBE?si=p0FR38U6gmi9XgxS

Ringkasan

Maya Vargas (Jennifer Lopez) adalah seorang wanita pekerja keras yang telah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di sebuah supermarket besar. Meskipun memiliki pengalaman dan kecerdasan yang luar biasa, ia terus diabaikan karena kurangnya gelar akademik formal.

Suatu hari, berkat bantuan sahabatnya, profil profesional Maya dipalsukan dan ia berhasil mendapatkan pekerjaan impian di perusahaan kosmetik kelas atas di Manhattan. Dengan identitas baru dan resume yang dibuat-buat, Maya berusaha membuktikan bahwa pengalaman dan kecerdasan jalanan bisa sebanding (bahkan melebihi) pendidikan formal.

Namun, tantangan datang saat masa lalunya mulai terungkap dan ia harus menghadapi konflik emosional, profesional, serta rahasia besar yang akan mengubah hidupnya.

Permasalahan

  1.     Diskriminasi terhadap orang tanpa gelar pendidikan formal:
    Maya digambarkan sebagai seseorang yang sangat kompeten, namun terus dipandang sebelah mata karena tidak memiliki gelar universitas.
  2.      Kebohongan demi mencapai mimpi:
    Identitas palsu yang digunakan Maya membawa keuntungan, tapi juga menimbulkan konflik moral dan risiko besar saat rahasia itu terancam terbongkar.
  3.      Kesenjangan sosial dan stereotip kelas pekerja:
    Film ini menyoroti bagaimana sistem profesional kerap hanya menilai seseorang berdasarkan latar belakang pendidikan atau status sosial, bukan kemampuan sebenarnya.
  4.      Konflik identitas dan pencarian jati diri:
    Maya tidak hanya berjuang di dunia kerja, tapi juga menghadapi rahasia pribadi dari masa lalunya yang berdampak emosional besar.
  5.       Pertentangan antara ambisi dan kejujuran: 
    Film memperlihatkan dilema antara mengejar kesuksesan lewat cara pintas atau tetap jujur meskipun jalannya lebih berat.

Review   

  1.    Kelebihan: Jennifer Lopez tampil memikat sebagai Maya dengan karisma kuat, memadukan elemen drama dan komedi secara seimbang.Film ini mengangkat isu penting tentang meritokrasi diskriminasi pendidikan, dan bagaimana pengalaman hidup tidak kalah berharga dibandingkan ijazah.Nuansa feel-good movie yang memberi pesan inspiratif dan penuh motivasi.
  2.        Kekurangan: Alur cerita bisa terasa klise dan mudah ditebak, dengan formula khas "underdog sukses besar". Selain itu, beberapa subplot terasa kurang digarap dalam dan sedikit terburu-buru. Realisme ceritanya agak longgar, misalnya transformasi karier Maya terasa agak fantastis, sehingga terlihat kurang bisa diterima,

Opini Saya

Second Act bukan sekadar film komedi romantis ringan, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang bagaimana kita memandang diri sendiri dan orang lain. Film ini mendorong kita untuk memberi ruang bagi perubahan dan pertumbuhan, menilai orang berdasarkan kemampuan nyata, dan percaya bahwa setiap orang layak mendapat kesempatan kedua.

Film ini menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya percaya diri, ketekunan, dan nilai dari pengalaman hidup. Meskipun dibalut dalam cerita yang ringan dan kadang klise, Second Act tetap menyentuh dan relevan terutama bagi mereka yang pernah merasa diremehkan karena latar belakang pendidikan atau status sosial.

 


Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar