Masa remaja atau masa Adolese menurut
Erickson adalah masa yang paling penting diantara tahapan perkembangan lainnya.
Karena pada individu harus mencapai tingkat identitas
ego yang cukup baik di
akhir tahap ini. Pada masa ini, masa dimana terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity
diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved.
Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini
juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Perkembangan
pada masa remaja ini juga diikuti dengan pertumbuhan anggota-anggota badan
remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih
cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu,
seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Perubahan pada
individu dikelompokkan menjadi 4 jenis:
- Perubahan dalam aspek fisik (berat dan tinggi badan) dan psikis (berbicara, berpikir, mengingat dan berkreasi)
- Perubahan dalam proporsi fisik (bagian-bagian tubuh individu berubah secara proporsional sesuai dengan fase perkembanmgannya) dan psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis)
- Lenyapnya tanda-tanda yang lama seperti hilangnya rambut halus dan gigi susu, kelenjar timus dan phineal pada anak (fisik) lalu lenyapnya masa mengoceh dan perilaku impulsif (psikis)
- Diperolehnya tanda-tanda baru seperti pergantian gigi dan karakteristik seks pada remaja (fisik) dan berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berkaitan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, moral dan keyakinan (psikis)
Sebagian besar remaja belum tentu dapat menerima
keadaan/perubahan yang terjadi. Hal tersebut terlihat dari remaja yang
cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Seperti misalnya
banyak remaja yang merasa rambutnya selurus seperti bintang film, maka remaja
tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk meluruskankan rambutnya.
Perilaku yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Mungkin dia akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya
sehingga lama-kelamaan remaja tersebut tidak memiliki teman dan sebagainya.
Dapat juga sebaliknya, ada juga remaja yang
justru terdorong untuk meniru bukan penampilan dari orang lain atau tokoh
tertentu, akan tetapi meniru sifat-sifat, kemampuan atau keahlian yang dimiliki
oleh orang tersebut. Mereka berupaya mewujudkan dirinya seperti gambaran tokoh
idolanya. Sehingga mereka terdorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
kreatif yang bermanfaat. Akan tetapi banyak juga remaja yang salah langkah
sehingga mereka mengidolakan serta meniru perilaku dari tokoh-tokoh
kontroversial, sehingga remaja tumbuh menjadi orang yang sama dengan tokoh
idolanya, misalnya: tokoh idola peminum, pemabuk atau terlibat narkoba, atau
penganut paham free sex.
Untuk itu adalah hal yang penting untuk kita sebagai
orang tua maupun orang dewasa, memberikan perhatian khusus untuk masalah ini
dan memberikan pendidikan dini kepada anak-anak mengenai masalah-masalah yang
kemungkinan besar akan mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Supaya remaja
tidak terjerumus pada tindakan yang negatif, tetapi menjadi seseorang denga
pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab.
Daftar pustaka:
- Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
- Dr. Sumanto, M.A. 2014. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: CAPS
- Alwisol (edisi revisi). 2014. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
- Dariyo, Agoes, Psi. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia
- http://foelmanchunian.blogspot.co.id/2014/05/makalah-gangguan-perkembangan-anak-dan.html
Widuri Mayangsari
NIM: 1731.0410.1167
Psikologi Sosial
0 komentar:
Posting Komentar