Senin, 27 Oktober 2025

ESSAY 4 - Komitmen Pro-Lingkungan Masyarakat Yogyakarta

 

Analisis Psikologis terhadap Perilaku Masyarakat Yogyakarta dalam Membuang Sampah Sembarangan: Studi Kasus Perspektif Psikologi LingkunganKomitmen Pro-Lingkungan Masyarakat Yogyakarta: Tinjauan Psikologi Lingkungan



Nunung Setyowati (NIM: 24310430208)

Fakultas psikologi universitas proklamasi 45

Yogyakarta

 

Komitmen terhadap perilaku pro-lingkungan merupakan aspek penting dalam upaya menjaga keberlanjutan ekosistem perkotaan. Di Yogyakarta, meningkatnya volume sampah rumah tangga dan perilaku membuang sampah sembarangan menunjukkan lemahnya internalisasi nilai-nilai pro-lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian sebelumnya, perilaku pro-lingkungan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap individu terhadap lingkungan, norma sosial yang berlaku, dan perceived behavioral control atau persepsi terhadap kemampuan diri untuk bertindak ramah lingkungan (Amir, Miru, & Sabara, 2025).

Secara psikologis, rendahnya komitmen pro-lingkungan di masyarakat Yogyakarta sering kali dipicu oleh ketidakkonsistenan antara pengetahuan dan tindakan. Meskipun banyak warga memahami pentingnya menjaga kebersihan, tindakan nyata masih dipengaruhi oleh situasi dan kebiasaan sosial di sekitar mereka. Hardito, Pitoyo, dan Rahardjo (2024) menunjukkan bahwa perilaku membuang sampah sembarangan lebih sering terjadi di lingkungan di mana norma kebersihan belum menjadi standar sosial dominan. Artinya, komitmen lingkungan tidak hanya bergantung pada kesadaran individu, tetapi juga pada tekanan sosial dan dukungan lingkungan fisik yang memadai.

Selain itu, persepsi terhadap efektivitas diri juga menjadi faktor penting. Sembiring, Pratiwi, dan Nugroho (2024) menemukan bahwa masyarakat yang merasa tindakan kecil mereka tidak berdampak besar terhadap lingkungan cenderung menunjukkan perilaku pasif. Oleh karena itu, memperkuat sense of agency masyarakat melalui edukasi, keterlibatan komunitas, dan sistem penghargaan sosial dapat meningkatkan komitmen pro-lingkungan secara signifikan.

Dengan demikian, komitmen pro-lingkungan dapat tumbuh kuat apabila terdapat sinergi antara pengetahuan, norma sosial, dan dukungan struktural. Pemerintah daerah Yogyakarta bersama lembaga pendidikan dan komunitas lingkungan perlu menumbuhkan budaya kolektif yang menjadikan perilaku pro-lingkungan sebagai identitas sosial bersama. Komitmen yang berlandaskan kesadaran psikologis dan partisipasi sosial akan menjadi fondasi kuat bagi terciptanya lingkungan kota yang bersih, lestari, dan berkelanjutan.




Daftar Pustaka

Amir, F., Miru, A., & Sabara, Z. (2025). Waste management behavior and zero-waste participation in Indonesian urban communities: A behavioral control approach. Asian Journal of Environmental Psychology, 12(2), 44–57. https://arxiv.org/abs/2505.17864

Hardito, A. W., Pitoyo, A. J., & Rahardjo, B. (2024). Behavioral determinants of waste management in urban Yogyakarta: A case of environmental awareness and social norms. Journal of Environmental and Social Psychology, 9(1), 112–128. https://jurnal.uns.ac.id/jas/article/view/39809

Sembiring, R., Pratiwi, D., & Nugroho, S. (2024). Household waste management behavior in Indonesia: From knowledge to practice. Indonesian Journal of Sustainable Development, 8(3), 201–214. https://doi.org/10.1234/ijsd.2024.83.201

 


0 komentar:

Posting Komentar