SEBAGAI RELAWAN PENDAMPING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
MERUPAKAN OBAT HATI YANG MUJARAB
Sebagai seorang mahasiswa yang sudah berusia tidak muda lagi, sangatlah sulit untuk mencapai hasil perkuliahan yang maksimal, membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh kampus. Selain itu tuntutan pekerjaan disuatu Perusahaan Swasta yang ada di Kota Pati sangatlah tidak mudah , apalagi disetiap akhir bulan dan awal bulan berjalan, perlu konsentrasi dan ketelitian dalam memberikan data laporan yang actual. Akan tetapi skala prioritas rutinitas saya adalah sebagai seorang ibu rumahtangga yang mempunyai tugas rumah seperti ibu-ibu lainnya.
Meskipun demikian saya selalu menjadikan semua hal tersebut Adalah suatu tantangan yang harus bisa saya taklukkan satu persatu, meskipun ada hambatan yang saya hadapi, kadang hambatan itu dari eksternal, contohnya : urusan rumah tangga, sahabat, teman, dsb. Hambatan internal yaitu penyakit pemalas saya yang sering mendera ketika sudah berada didalam rumah, karena saya merupakan salah satu pecinta rebahan, jika tiba waktu pulang kerja terasa badan ini ingin berada disuatu landasan yang empuk dan nyaman. Tidak dipungkiri lagi karena factor usia yang bisa menjadikan saya gampang lelah.
Namun, hari yang saya nantikan setelah 5 hari bekerja yaitu hari sabtu-minggu, hari Dimana saya mendapatkan obat hati yang tidak tersedia di toko obat manapun. Meskipun badan terasa capek tapi bisa hilang capeknya jika sudah bertemu dengan anak – anak special saya yang berada di suatu Yayasan SCBC ( Setulus Cinta Bunda Ceria ). Yaitu Yayasan yang menaungi Anak – Anak Berkebutuhan Khusus dari usia 5 tahun – 26 tahun, dengan berbagai karakteristik yang ada. Yayasan yang saya dirikan 5th lalu ketika saya mengalami masa terberat saya yaitu menjadi single parent karena perceraian. Yayasan tersebut berdiri semata -mata hanya untuk mencarikan teman Anak semata wayang saya yang juga merupakan Anak Berkebutuhan Khusus dengan karakteristik Disabilitas Intelektual.
Sebagai seorang ketua Yayasan semula hanya sebuah Komunitas para Bunda dengan anak berkebutuhan khusus yaitu Special Child for Bunda Community ( SCBC ) , berdiri sejak tanggal 08 Mei 2020 . Yang kemudian setelah diterpa banyak hambatan maka disempurnakan namanya menjadi Setulus Cinta Bunda Ceria ( SCBC ) karena pada waktu pendaftaran Legalitasnya mengalami kendala sehingga diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Selain itu makna nya juga berbeda.
Sebagai seorang pendiri Yayasan sekaligus Relawan Pendamping sangat tidaklah mudah, apalagi waktu itu belum punya bekal ilmu tentang menangani beberapa anak dan orangtua nya dengan berbagai karakter. Namun tetap saya Jalani dengan keterbatasan saya sehingga saya mengambil Pendidikan lagi di bidang Psikologi.
Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus berhasil tidaknya itu tergantung dari teknik pendekatan dan pemetaan kategori karakteristik anak. Kerjasama dengan para orangtuanya juga sangat dibutuhkan, karena waktu terbanyak anak itu ketika berada dilingkungan keluarganya.
Adapun Visi Yayasan tersebut Adalah Mengembangkan potensi anak lewat edukasi / Pendidikan berbasis sosial lingkungan dan bermasyarakat.
Sedangkan Misi nya yaitu : Menggali dan mengembangkan bakat dan potensi anak, Menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa percaya diri anak, Mengubah metode belajar anak berkebutuhan khusus “bermain sambil belajar”, Sebagai wadah orang tua untuk menjalin ikatan silaturrohim dan saling mendukung untuk perkembangan anak.
Adapun Program Unggulan dari Yayasan SCBC yaitu :
1. BELMA (Belajar Sambil Bermain); Program pembelajaran interaktif untuk anak Disabilitas agar tidak mudah jenuh, dengan pendekatan bermain yang menyenangkan dan edukatif.
2. Kegiatan Edukatif & Kreatif Ruang Pintar; Mengaji, belajar sholat, membaca, berhitung, menari, menyanyi, menggambar, dan mewarnai.
3. Koperasi SCBC; Koperasi ini beranggotakan para Bunda, dengan tujuan memberdayakan waktu luang saat mengantar anak belajar sambil bermain. Para Bunda dapat menawarkan barang dagangan di koperasi, di mana 50% hasil penjualan disisihkan untuk kas koperasi.
4. Bank Sampah; Program ini mengajarkan anak-anak untuk mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah menjadi barang yang
berguna.
Dalam kegiatan BELMA ( belajar sambil bermain ) tentulah banyak tantangan yang saya hadapi sebagai pendamping, ada anak special ( DownSyndrome ) yang sering berantem dengan temannya, ada juga yang tidak mau bicara padahal bisa berbicara, ada yang juga sering teriak – teriak sendiri, ada juga lari-larian keluar - masuk kelas. Sehingga butuh kesabaran ekstra dalam mendampingi anak – anak tersebut selama 2 ( dua ) jam.
Dengan kondisi saya itu maka termotivasilah untuk selalu meng-upgrade ilmu psikologi saya demi keluarga karena saya harus mampu berbagi waktu weekend, demi anak-anak special saya pada khususnya yang harus saya damping atau saya tangani secara tepat, dan Masyarakat lainnya pada umumnya agar mampu memperkenalkan bahwa ada anak – anak yang berbeda yang perlu diperhatikan karena Anak – Anak itu adalah Anak Istimewa. Agar mereka bisa diterima dimasyarakat.
Jika hal ini bisa saya lakukan berbarengan maka tidak sia-sia saya mengabdikan diri saya sebagai Relawan Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus. Semoga pengalaman ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
TERIMAKASIH






0 komentar:
Posting Komentar