Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Selasa, 26 Agustus 2025

Mengidentifikasi Konflik Dalam Organisasi Dan Dunia Kerja

 Esai Remedial - Psikologi Industri Dan Organisasi

Muhammad Saifullah Hidayah 

24310410010 

Reguler A 

Dr., Dra. Arundati Shinta M.A


  Dalam dunia kerja ada yang namanya konflik di tempat kerja merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam organisasi modern. Konflik dapat muncul dalam berbagai situasi dan keadaan, seperti konflik antara rekan kerja, antara karyawan dan pimpinan, atau bahkan antara karyawan dan budaya organisasi. Meskipun dalam hal ini konflik dapat menjadi kesempatan untuk pertumbuhan dan perubahan serta perkembangan dalam kehidupan kerja, namun dalam banyak kasus, konflik dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja, gaji, mental, keinginan dan kepuasan kerja karyawan.

  Dalam bagan ini menjelaskan bahwa konflik di tempat kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan secara langsung maupun tidak langsung. Ketika konflik muncul, karyawan yang terlibat dalam konflik tersebut akan lebih fokus pada strategi untuk saling menjatuhkan daripada pada tugas dan tanggung jawab mereka karena dalam dunia kerja seringkali kita merasa lebih unggul dari rekan kerja yang lain. Hal ini dapat menyebabkan penurunan motivasi dan prestasi kerja, karena karyawan tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien. Penelitian telah menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami konflik dengan rekan kerja, pimpinan, atau budaya organisasi akan memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan karyawan yang tidak mengalami konflik (Allio, 2013; Safi & Khairkhwa, 2024).

  Konflik di tempat kerja juga dapat memiliki dampak pada gaji karyawan. Ketika kinerja karyawan menurun akibat konflik, maka kemungkinan besar karyawan tersebut tidak akan mendapatkan kenaikan gaji atau bahkan mungkin akan mengalami penurunan gaji. Hal ini karena kinerja yang buruk dapat mempengaruhi evaluasi kinerja dan keputusan penggajian. Oleh karena itu, organisasi perlu memperhatikan dampak konflik terhadap gaji karyawan dan mencari solusi untuk mengatasi masalah ini serta mengidentifikasi kinerja karyawan atau staf apakah mengalami penurunan atau kenaikan dan proses terjadinya seperti apa.

  Konflik di tempat kerja juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Ketika karyawan mengalami konflik, mereka akan merasa tidak nyaman dan tidak puas dengan pekerjaan mereka. Hal ini dapat menyebabkan karyawan merasa tidak termotivasi dan tidak memiliki semangat untuk bekerja. Penelitian telah menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami konflik akan memiliki kepuasan kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang tidak mengalami konflik. Oleh karena itu, organisasi perlu memperhatikan kepuasan kerja karyawan dan mencari solusi untuk meningkatkan kepuasan kerja organisasi kedepannya.

  Untuk mengatasi konflik di tempat kerja, dengan cara organisasi perlu memiliki strategi yang efektif. Salah satu cara adalah dengan meningkatkan komunikasi dan keterbukaan antara karyawan dan pimpinan agar tidak menimbulkan rasa segan dan takut dikemudian hari. Organisasi juga perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menangani konflik. Selain itu, organisasi perlu mempromosikan budaya kerja yang efektif, positif dan mendukung, sehingga karyawan merasa nyaman, aman dan puas dengan pekerjaan mereka yang mereka jalani. Dengan demikian, karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien, dan organisasi dapat mencapai tujuannya.

  Konflik di tempat kerja dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja, gaji, motivasi, prestasi dan kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu, organisasi perlu memiliki strategi yang efektif untuk mengatasi konflik dan mempromosikan budaya kerja yang efektif dan positif. Dengan demikian, karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien, dan organisasi dapat mencapai tujuannya. Organisasi perlu memperhatikan dampak konflik terhadap karyawan di kemudian hari dan mencari solusi untuk mengatasi maupun mencegah masalah ini. Dengan cara ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung, sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman, aman dan puas.

Daftar Pustaka

- Allio, 2013 (penelitian tentang dampak konflik kerja terhadap kinerja karyawan)

- Safi & Khairkhwa, 2024 (penelitian tentang dampak konflik kerja terhadap kinerja karyawan)

Publikasi : 26 Agustus 2025


                                      ESAI

               Hubungan Antara Konflik, Kinerja,                  Tingkatan Gaji, dan Kepuasan Kerja                   Karyawan dalam Dunia Kerja


 

NAMA                                     :YONAS YOGI

NIM                                        : 24310410021

UJIAN REMEDIAL SEMESTER  – Agustus 2025

PERGURUAN TINGGI          : Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

FAKULTAS                              : Psikologi, Kelas A

MATA KULIAH                       : Psikologi Industri dan Organisasi

PENGAMPU                           : Arundati Shinta

HARI / TANGGAL                   : Selasa 26 Agustus 2025, pukul 08.00 – 23.00 WIB.

                                                  

Hubungan Antara Konflik, Kinerja, Tingkatan Gaji, dan Kepuasan Kerja Karyawan dalam Dunia Kerja

 

1.       Konflik dalam dunia kerja sering kali membawa dampak negatif yang signifikan bagi organisasi maupun individu karyawan. Konflik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan prestasi kerja menurun, gaji yang tidak meningkat atau bahkan turun, serta kepuasan kerja yang rendah. Oleh karena itu, konflik harus segera dihindari atau dikelola secara efektif agar tidak merusak hubungan kerja dan produktivitas organisasi.

 

2.       Interaksi sosial dalam organisasi yang menandakan adanya konflik biasanya ditandai oleh beberapa hal penting. Pertama, alur komunikasi yang tidak lancar menyebabkan miskomunikasi dan ketidaksepahaman antar anggota tim. Kedua, kurangnya keterbukaan membuat informasi tidak tersampaikan dengan jelas, sehingga menimbulkan prasangka dan ketidakjelasan tujuan. Ketiga, hilangnya rasa saling percaya memperburuk hubungan antar karyawan dan manajemen. Keempat, kegagalan manajer dalam merespons kebutuhan dan aspirasi karyawan membuat perasaan karyawan diabaikan, yang kemudian memicu ketegangan dan konflik lebih lanjut.

 

3.       Bagan 1 menggambarkan hubungan antara konflik dengan kinerja, tingkatan gaji, dan kepuasan kerja karyawan secara berurutan dan berkesinambungan. Konflik yang tidak segera diketahui dan ditangani akan menimbulkan perilaku negatif, seperti pernyataan atau tindakan agresif yang menyerang pihak lain. Fokus karyawan yang berkonflik bergeser dari menyelesaikan pekerjaan menjadi berusaha menjatuhkan lawan konflik, sehingga prestasi kerja mereka menurun. Penurunan kinerja ini berdampak langsung pada tingkatan gaji, karena dalam banyak organisasi, evaluasi gaji sangat tergantung pada kinerja yang dicapai. Karyawan yang kinerjanya menurun akibat konflik biasanya tidak mendapat kenaikan gaji atau bonus, bahkan bisa mengalami pemotongan.

 

4.       Selain itu, penurunan kinerja juga berimbas pada kepuasan kerja karyawan. Stres, frustasi, dan rasa tidak dihargai akibat konflik membuat karyawan merasa tidak puas terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja yang rendah dapat menimbulkan siklus negatif, di mana ketidakpuasan memperbesar peluang munculnya konflik baru. Dengan demikian, konflik yang tidak diatasi akan terus memperburuk kinerja, gaji, dan kepuasan kerja karyawan.

 

5.       Penelitian oleh Allio (2013) dan Safi & Khairkhwa (2024) menguatkan pandangan ini dengan menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami konflik, baik dengan rekan kerja, pimpinan, maupun budaya organisasi, cenderung menunjukkan penurunan prestasi kerja yang berkelanjutan. Hal ini menegaskan bahwa konflik dalam organisasi harus menjadi perhatian serius manajemen agar tidak mengganggu produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

 

6.       Kesimpulannya, konflik yang muncul dalam dunia kerja memiliki efek domino yang negatif terhadap kinerja, gaji, dan kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu, organisasi perlu mengidentifikasi dan mengelola konflik secara efektif melalui komunikasi yang terbuka, membangun kepercayaan, dan merespons kebutuhan karyawan secara tepat agar siklus negatif tersebut dapat diputus dan produktivitas kerja tetap terjaga.

 

Daftar Pustaka

Allio, R. J. (2013). Master class: Leaders and leadership. Strategy and Leadership, 41(1), 4-14. Emerald Publishing Limited. DOI: 10.1108/10878571311290016.

Safi, R. & Khairkhwa, M. (2024). Impact of conflict management practices on employee performance in organizations. Journal for Research in Applied Sciences and Biotechnology, 3(3), 253-257. https://doi.org/10.55544/jrasb.3.3.39