Edzan Raharjo - detikFinance
Salah satu dari tugas mading saya adalah tentang biola homemade dari Kulon Progo,karya dari Japrak (48) warga Gerbosari, Samigaluh, Kulon
Progo, DIY. Japrak telah membuat biola selama bertahun-tahun. Meski dibuat di tempat
sederhana dan jauh dari kota, biolanya diminati konsumen mancanegara. Bahkan
para konsumen ini datang langsung ke rumah Japrak untuk membeli Biola
karyanya. Japrak yang mempunyai nama asli Joko Kuncoro ini mengaku tak pernah mengiklankan di
internet atau lainnya. Menurut Japrak, konsumen dari mancanegara tahu karyanya dari
gethok tular atau informasi dari teman-temanya.
"Kebanyakan orang-orang luar yang datang ke sini, ada
dari Italia, Timur Tengah, Ukraina, Rusia. Mereka datang ke sini, bertemu saya
untuk beli, jadi kita nggak kirim," kata Japrak kepada detikFinance
ditemui di 'bengkel' pembuatan biola di Jetis, Gerbosari, Samigaluh, Kulon
Progo, DIY, pekan ini.
Ia pernah mengirim Biolanya ke Italia, sekali dapat pesanan
bisa sampai ratusan Biola. Di tengah jalan Japrak menghentikan kiriman biola ke
Italia karena takut produknya dilabeli merek tertentu dan diklaim orang lain. Apalagi biola racikannya saat itu belum dipatenkan. Saat
ini, dengan bantuan dari GKR Hemas, Japrak mengurus paten untuk biolanya dengan
nama Japrak.
"Sekarang sama GKR Hemas dikasih hak paten namanya
Japrak. Hak paten 2 tahun yang lalu, tapi ini masih dalam proses belum clear,
kan makan waktu lama," kata Japrak.
berdasarkan penuturan Japrak, ia membuat biola secara otodidak, melewati berbagai
eksperimen hingga menghasilkan suara yang pas. Bahan bakunya pu bukan impor,
melainkan kayu lokal, sungkai dan walangan.
Emas di dalam Biola
Semua Biola dibuat berdasar pesanan, dan tidak ada yang
dijual di toko-toko. Saat menerima banyak pesanan, ia dibantu warga sekitar 10
orang warga sekitar rumahnya. Setelah jadi, Japrak membanderol biolanya mulai dari Rp
850.000 hingga jutaan rupiah. Menurut Japrak tidak ada patokan pasti untuk
harga, karena semua berdasar pesanan. Japrak menambahkan, pernah menangani pesanan biola yang
dilengkapi emas. Nah, untuk membuat biola ini ia sempat berpuasa. Bagi Japrak, dengan ritual puasa maka energinya bisa ditransfer
lewat emas tersebut.
"Ada yang minta ditanam emas
di dalam Biola untuk kebutuhan konser. Emasnya yang jadi mahal. Kalau orang
Jawa bilang semacam ditanam energi," tutur Japrak. (hns/hns)
sumber pustaka:
Nama: Widuri Mayangsari
NIM: 1731.0410.1167
jurusan: psikologi
0 komentar:
Posting Komentar