Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Klinik Karir

Senin, 19 Mei 2025

Kerajinan



Pembuatan kotak tisu dari kardus bekas


Psikologi industri dan organisasi (PIO)

Serlitavangobel 

24310410206

Dr.Dra.Arundati Shinta M.



Pendahuluan

Dizaman yang sangat modern ini sangat banyak limbah yang tidak terkelola dengan tepat baik itu limbah industri,limbah rumah tangga,limbah perkebunan dan lain sebagainya, sebagai manusia yang mendiami bumi yang sekarang sudah memiliki banyak limbah kita haus pandai-pandai mengolah limbah agar limbah di bumi dapat minimalis atau dikurangi.




Bahan.

.kardus bekas

.Kertas kado atau kerta hias

.lem

.gunting atau cutter

. penggaris 

.pensil

.pita atau aksesoris 

.Tisu berbentuk persegi

ALAT-ALAT. yang dibutuhkan:

•kardus bekas:bisa kardus sepatu sepatu atau kardus lain yang kokoh

•kertas kado atau kertas hias:untuk menghias kotak tisu.

•Lem : lem yang kuat untuk menempel kan kardus dan kertas 

•gunting atau cutter : untuk memotong kardus dan kertas

•Penggaris dan pensil: Untuk membuat pola dan menggambar.

•Pita atau aksesori hiasan: Untuk mempercantik kotak tisu.

Langkah -langkah pembuatan.

Siapkan bahan dan alat:
Anda akan memerlukan kardus bekas, penggaris, pensil, gunting, lem, dan kertas kado atau kertas warna-warni sebagai pilihan (opsional). 
2. Buat pola kotak tisu:
Lukiskan pola kotak tisu pada kardus menggunakan penggaris dan pensil. Ukuran kotak dapat disesuaikan dengan ukuran tisu yang ingin Anda gunakan. 
3. Potong kardus:
Gunakan gunting atau pisau untuk memotong kardus sesuai pola yang telah dibuat. 
4. Rakit kotak tisu:
Lipat dan rekatkan bagian-bagian kardus yang telah dipotong untuk membentuk kotak tisu. Gunakan lem untuk membuat sambungan yang kuat. 
5. Buat lubang untuk tisu:
Buat lubang pada bagian atas kotak tisu, yang sesuai dengan ukuran tisu. Lubang ini akan digunakan untuk mengambil tisu. 
6. Lapisi dengan kertas (opsional):
Jika Anda ingin kotak tisu lebih menarik, Anda dapat melapisi bagian luar dengan kertas kado atau kertas warna-warni. 
7. Tambahkan hiasan (opsional):
Anda dapat menghiasi kotak tisu dengan pita, stiker, atau dekorasi lainnya sesuai selera. 
8. Masukkan tisu:
Setelah kotak selesai, masukkan tisu ke dalamnya dan kotak tisu siap digunakan.


HASIL

Kotak tisu dengan menggunakan bahan koran bekas sudah jadi dan dapat digunakan. Kamu dapat meletakkan kotak tersebut ditempat yang kamu inginkan, asal jangan ditempat yang berair.


SIMPULAN

Membuat kotak tisu dengan koran bekas tidaklah sulit, namun kamu harus sabar dalam proses pengerjaannya agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan kotak tisu ini juga cukup murah







 

Selasa, 13 Mei 2025

wawancara karyawan

Nama : Khansa Humaira 

NIM : 24310410034

Kelas : A

Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi

Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta,

 M.A 


 

A adalah seorang karyawan yang bekerja di sebuah outlet yang berada di Jogja yang menjual makanan. A bekerja sebagai kasir namun A juga kadang di tempatkan di dapur untuk memasak. A sudah bekerja pada outlet makanan tersebut selama kurang lebih 2 tahun. 


HAMBATAN-HAMBATAN KERJA 

Dalam bekerja A memiliki beberapa hambatan diantaranya : sulit memahami sifat atau karakter karyawan lainnya, terus sering terjadi godaan dari berbagai hal atau masalah masalah lainnya yang terjadi pada orang yang bekerja dengan si A dan kawan-kawan nya (karyawan yang part time). Hambatan-hambatan tersebut sangat memengaruhi kinerja si A karena kan setiap orang beda-beda sifatnya, dan juga pasti setiap orang yang bekerja atau karyawan suka ada ngeluh dan cape nya, namun itu tidak termasuk hambatan yang besar bagi si A.

USAHA MENAIKKAN KINERJA 

Untuk meningkatkan kinerja kerjanya maka si A melakukan beberapa faktor internal seperti : memotivasi dirinya untuk bekerja lebih keras dan lebih efektif lagi, dan si A juga memanajemen waktu (kapan waktu istirahat dan kapan waktu kerja). Setelah melakukan faktor internal untuk meningkatkan kinerja si A juga melakukan beberapa faktor eksternal seperti : komunikasi yang baik (komunikasi antar karyawan yang baik untuk mencegah adanya kesalahpahaman.

si A juga melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan produktivitas nya, seperti : 

A selalu memprioritaskan tugas tugas nya terlebih dulu dibandingkan dengan kegiatan yang lain nya.

Si A juga menjaga kesehatan nya dengan cara istirahat yang cukup secara teratur, dan berolahraga serta mengonsumsi makanan yang sehat untuk menjaga energinya. Si A melakukan hal ini karena untuk menghindari kelelahan dalam bekerja.

Si A juga melakukan kerjasama tim untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan efisien.

REALISASI USAHA (SOLUSI)

Untuk mengatasi hambatan-hambatan kerja yang dialami nya maka si A melakukan komunikasi yang baik antara karyawan yang lain nya dengan atasan.

Hasil yang A dapatkan dengan melakukan hal tersebut adalah si A jadi bisa memahami sifat atau karakter karyawan lainnya.





Essay 4 kerajinan



Pembuatan Rak skincare dari kardus bekas 


Psikologi industri dan organisasi (PIO)

Baiq muthia syafitri 

24310410011

Dr., Dra. Arundati Shinta M.



Pendahuluan

Rak skincare berguna untuk menjaga kerapian dan mempermudah penggunaan produk perawatan. Namun, tidak semua orang memiliki rak khusus. Sebagai solusi, kardus bekas dapat dimanfaatkan menjadi rak sederhana yang fungsional dan ramah lingkungan. Selain menghemat biaya, pembuatan rak ini juga mendorong kreativitas dan kesadaran akan pentingnya daur ulang.

Alat:

Cutter atau gunting

Penggaris

Pensil atau spidol (untuk menandai)

Lem tembak atau lem putih

Kuas (jika menggunakan lem cair)

Selotip atau lakban (opsional untuk penguatan)

Bahan:

Kardus bekas (utamakan yang tebal dan masih kuat)

Kertas kado, kertas origami, atau kertas warna (untuk pelapis)

Karton tipis atau kertas hias (untuk dekorasi tambahan)

Stiker atau pita (opsional untuk mempercantik)


Langkah-langkah Pembuatan

Ukur dan potong kardus sesuai ukuran rak yang diinginkan.

Susun kerangka rak dengan menempelkan bagian samping, dasar, dan belakang.

Tambahkan tingkat rak sesuai kebutuhan dan perkuat dengan lem.

Lapisi dengan kertas kado untuk finishing dan dekorasi.

Pastikan rak kokoh dan kering sebelum digunakan

Hasil

Rak skincare dari kardus berhasil dibuat dengan tiga tingkat yang cukup kuat untuk menyimpan produk skincare dengan rapi. Tampilan estetik rak ini juga menambah nilai fungsionalnya.


Kesimpulan

Pembuatan rak skincare dari kardus adalah solusi kreatif, ramah lingkungan, dan ekonomis untuk menyimpan produk skincare dengan rapi. Rak ini cukup kokoh dan fungsional meskipun menggunakan bahan yang sederhana.








Hasil wawancara essay 3

 

Hasil Wawancara




Nama Narasumber :Baiq muthia syafitri 

Jabatan: Resepsionis

Tanggal Wawancara: Selasa,13,mei,2025

Pewawancara: lalu Irfan dinune 


Topik Wawancara: Tugas dan Tanggung Jawab Sehari-hari sebagai Resepsionis Hotel


Dalam wawancara ini, narasumber menjelaskan secara rinci mengenai aktivitas harian yang dijalani dalam perannya sebagai seorang resepsionis hotel. Ia menekankan bahwa pekerjaan resepsionis tidak hanya berkaitan dengan menyambut tamu, tetapi juga menyangkut berbagai tanggung jawab administratif yang penting bagi kelancaran operasional hotel.

“Saya memulai hari dengan mengecek data tamu, termasuk tamu yang akan check-in, check-out, dan yang sedang menginap. Ini penting agar kami bisa mengatur alur keluar masuk tamu dengan rapi dan menghindari kesalahan,” ujarnya.

Selain itu, narasumber bertanggung jawab atas pencatatan keuangan harian. “Saya juga menghitung uang yang masuk, baik dari pembayaran tunai, debit, atau lainnya, dan memastikan semuanya tercatat dengan benar di sistem,” jelasnya.

Tugas penting lainnya adalah mengecek ID card tamu. Di hotel tempat narasumber bekerja, tamu yang menginap wajib memperpanjang (extend) masa tinggal jika ingin menambah hari menginap. “Kami harus cek ID card yang sudah diperpanjang dan yang belum, karena ini berkaitan dengan data sistem dan keakuratan lama menginap tamu,” katanya.

Yang menarik, narasumber juga menyampaikan bahwa di meja resepsionis tersedia tiga komputer, masing-masing dengan sistem yang berbeda. “Ketiga komputer itu punya fungsi tersendiri, misalnya satu khusus untuk input data tamu, satu lagi untuk keuangan, dan satu lagi untuk sistem keamanan atau akses kamar. Jadi kami harus bisa mengoperasikan semuanya dengan cepat dan akurat.”

Dari wawancara ini terlihat bahwa posisi resepsionis menuntut ketelitian, multitasking, serta kemampuan komunikasi yang baik. Selain itu, narasumber menegaskan bahwa kunci utama dari pekerjaannya adalah memberikan kenyamanan kepada tamu. “Kami selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, karena kenyamanan tamu adalah priorits 

Dalam wawancara ini, narasumber menjelaskan secara menyeluruh mengenai aktivitas sehari-hari dan prioritas dalam pekerjaannya sebagai resepsionis hotel. Ia menegaskan bahwa hal paling penting dalam pekerjaannya adalah memberikan kenyamanan kepada tamu yang menginap.

“Bagi saya, yang paling utama adalah membuat tamu merasa nyaman. Kami berusaha memberikan pelayanan yang ramah, membantu tamu memilih kamar yang sesuai dengan kebutuhan dan harga, serta memastikan fasilitas di kamar lengkap. Kenyamanan tamu adalah prioritas kami,” ungkapnya.

Setiap harinya, narasumber memulai pekerjaan dengan berbagai kegiatan administratif penting. “Saya biasanya mengecek data tamu terlebih dahulu — siapa saja yang akan check-in, check-out, maupun yang masih menginap. Data ini penting untuk memastikan tidak ada kekeliruan,” jelasnya.

Selain itu, ia juga bertanggung jawab dalam hal keuangan harian. “Saya menghitung uang yang masuk setiap hari, termasuk pembayaran dari tamu yang menggunakan tunai atau kartu. Semua harus sesuai dan dilaporkan dengan tepat,” tambahnya.

Salah satu tanggung jawab penting lainnya adalah mengecek ID card tamu yang sudah diperpanjang (extend) dan yang belum. Hal ini berkaitan erat dengan durasi menginap serta pencatatan dalam sistem. “Kami harus pastikan data di sistem benar-benar akurat, karena ini berpengaruh pada perpanjangan masa menginap dan biaya yang dikenakan,” jelasnya.

Narasumber juga menyampaikan bahwa pekerjaannya menuntut kemampuan multitasking. Di bagian resepsionis, ia harus mengoperasikan tiga komputer sekaligus yang masing-masing memiliki sistem berbeda. “Satu komputer untuk input data tamu, satu lagi untuk transaksi keuangan, dan satu lagi untuk sistem manajemen kamar. Semuanya harus digunakan secara bersamaan, jadi kami harus fokus dan teliti,” ujarnya.

Menutup wawancara, narasumber menyampaikan bahwa menjadi resepsionis bukan hanya tentang menyambut tamu, tetapi juga soal tanggung jawab, ketelitian, dan kemampuan melayani dengan sepenuh hati. “Kami berusaha menciptakan pengalaman menginap yang menyenangkan. Kalau tamu merasa puas dan ingin kembali lagi, itu artinya kerja kami berhasil.”

Uktuk kerjaan yg kurang efisien atau perlu diperbaiki itu tidak ada karna sudah ada yang mengaturnya di manajement 

Narasumber juga menyampaikan bahwa sejauh ini, tidak ada pekerjaan yang dirasa kurang efisien atau perlu diperbaiki secara signifikan. Hal ini karena semua sistem kerja sudah diatur dengan baik oleh manajemen.

“Untuk pekerjaan sehari-hari, alhamdulillah semuanya sudah berjalan lancar. Tidak ada yang terasa tidak efisien karena sudah ada sistem dan prosedur kerja yang ditetapkan dari manajemen. Kami tinggal menjalankan tugas sesuai alur yang ada,” jelasnya.Ia menambahkan bahwa pembagian tugas juga jelas dan setiap staf sudah paham dengan tanggung jawab masing-masing. “Kalau ada kendala atau perubahan, biasanya manajemen langsung memberi arahan, jadi tidak sampai mengganggu operasional,” katanya.Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi antara staf dengan pihak manajemen berjalan dengan baik dan mendukung kelancaran pelayanan kepada tamu. Sistem kerja yang tertata ini juga membantu staf untuk lebih fokus pada pelayanan dan kepuasan tamu tanpa harus bingung mengatur ulang proses kerja yang sudah ada.



wawancara esai 3

 


Esai Ke-3 Psikologi Industri dan Organisasi

Chitra Amanda Kasimn
24310410036
Psikologi Reguler
Dr., Dra. Arundati Shinta M.A.


Z adalah seorang karyawan yang bekerja di toko buku yang menjual berbagai jenis buku dan alat tulis. Z juga seorang mahasiswa kelas malam semester 3. Z sudah bekerja di toko buku tersebut selama kurang lebih 2 tahun. Hambatan Z dalam bekerja adalah bagaimana cara menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan perkuliahan. Jika Z memiliki jadwal kuliah malam, maka Z biasanya bekerja di pagi atau siang hari agar bisa menghadiri kuliah dengan fokus. Namun, jika kuliah diadakan pagi hari, maka Z akan meminta jadwal kerja malam agar tidak bentrok dengan jam kuliah.

Z juga harus menjaga stamina tubuhnya agar tetap fit dalam menjalani dua aktivitas penting tersebut. Kelelahan seringkali dirasakan karena padatnya aktivitas, dan ini bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Z bahkan harus mengorbankan waktu bersantai dan mengurangi kegiatan sosial seperti berkumpul bersama teman, mengikuti kegiatan kampus, atau sekadar menikmati hobi pribadi. Semua itu dilakukan agar Z tetap dapat fokus pada pekerjaan dan kuliah yang sama-sama penting baginya.

Z bekerja karena memiliki tanggung jawab terhadap biaya hidup dan biaya pendidikan. Keputusan Z untuk kuliah adalah keinginan pribadi demi masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, Z berusaha keras menjaga keseimbangan antara studi dan pekerjaan agar keduanya dapat berjalan selaras.

Usaha yang dilakukan Z untuk meningkatkan kinerjanya adalah dengan menyusun prioritas harian dan mingguan. Z belajar menentukan hal mana yang harus diselesaikan lebih dahulu dan mana yang bisa ditunda. Z juga mendapat dukungan moral dari keluarga dan teman dekat yang memahami perjuangannya. Z mencoba mengelola stres dengan berolahraga ringan seperti jalan kaki atau melakukan relaksasi singkat di sela-sela waktu senggang.

Z juga memanfaatkan waktu luang untuk membaca bahan kuliah di perpustakaan dan memanfaatkan fasilitas kampus seperti layanan konseling untuk mendapatkan bimbingan. Selain itu, Z juga aktif mencari strategi manajemen waktu yang efektif agar aktivitas kuliah, kerja, dan istirahat tetap seimbang.

Solusi untuk si Z adalah mencari sistem kerja yang lebih fleksibel, misalnya bekerja paruh waktu atau sistem shift yang bisa menyesuaikan dengan jadwal kuliah. Namun, apabila Z sudah merasa nyaman dengan pekerjaan yang ada sekarang, maka yang harus dilakukan adalah memperbaiki manajemen waktu dan meningkatkan efisiensi belajar. Z juga harus mengasah keterampilan yang relevan dengan bidang kerja dan studi agar dapat mendukung kedua aktivitas tersebut secara maksimal.

Pot Reborn: Inovasi Daur Ulang untuk Lingkungan Sehat

 Esai 4 - Psikologi Industri dan Organisasi

Ratu Sabinawangi Nauli H
Kelas A
Dr., Dra. Arundati Shinta M. A.
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Nama Barang: Eco Pot – Pot Tanaman dari Limbah Plastik dan Serbuk Kayu


1. Ide dan Tujuan

Eco-Pot adalah pot tanaman ramah lingkungan yang dibuat dari limbah plastik bekas dan serbuk kayu sisa pertukangan. Barang ini diciptakan untuk mengurangi limbah plastik yang sulit terurai dan memanfaatkan limbah kayu agar tidak terbuang sia-sia. Selain itu, pot ini juga kuat, ringan, dan bisa digunakan untuk tanaman hias maupun tanaman herbal di rumah.

2. Bahan-bahan

  • Plastik bekas (kantong kresek, botol plastik, wadah makanan)

  • Serbuk kayu dari bengkel atau sisa pertukangan

  • Lem perekat (jika perlu)

  • Cetakan (bisa dari kaleng bekas, botol, atau wadah lain)

  • Alat pemanas sederhana (seperti wajan atau kompor kecil)

  • Sarung tangan dan alat pelindung (untuk keselamatan)

3. Cara Pembuatan

  1. Kumpulkan plastik bekas dan bersihkan dari kotoran atau sisa makanan.

  2. Cacah atau gunting kecil-kecil plastik agar mudah meleleh.

  3. Campurkan serbuk kayu dengan potongan plastik. Perbandingan bisa sekitar 1:2 (1 bagian serbuk kayu, 2 bagian plastik).

  4. Panaskan campuran di atas wajan atau tempat khusus dengan api kecil, aduk perlahan hingga plastik mulai meleleh dan tercampur rata dengan serbuk kayu.

  5. Masukkan adonan ke dalam cetakan, lalu tekan hingga padat. Bentuk sesuai keinginan (misalnya seperti pot bunga).

  6. Dinginkan dan diamkan selama beberapa jam hingga mengeras sempurna.

  7. Bersihkan dan lubangi bagian bawah pot agar air bisa keluar jika digunakan untuk menanam.

4. Manfaat

  • Mengurangi limbah plastik dan kayu di lingkungan.

  • Menghasilkan barang fungsional yang bisa digunakan di rumah atau dijual.

  • Meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengajarkan kreativitas dalam mendaur ulang.

  • Pot kuat dan tahan lama, cocok untuk tanaman indoor maupun outdoor.

5. Nilai Inovasi

Produk ini sederhana namun sangat berguna. Selain menyelamatkan lingkungan, proses pembuatannya bisa dilakukan oleh masyarakat umum, siswa sekolah, atau komunitas pecinta lingkungan. Bahkan bisa dijadikan ide kewirausahaan berbasis daur ulang.



esai kerajinan


Esai Ke-4 Psikologi Industri dan Organisasi

Chitra Amanda Kasimn

24310410036

Psikologi Reguler

Dr., Dra. Arundati Shinta M.A.


 Judul:  Kerajinan Tas dari Sedotan: Kreativitas dan Keterampilan

Pendahuluan: Kerajinan tas dari sedotan merupakan salah satu contoh kreativitas dan keterampilan dalam memanfaatkan bahan limbah. Dengan menggunakan sedotan sebagai bahan utama, kita dapat menciptakan tas yang unik dan bermanfaat.


Alat dan Bahan:

- Sedotan plastik

- Gunting

- Lem

- Benang atau tali

- Gantungan tas (opsional)


Langkah-Langkah:

1. Pengumpulan dan Pembersihan Sedotan: Kumpulkan sedotan plastik dan bersihkan dari kotoran.

2. Pemotongan Sedotan: Potong sedotan menjadi ukuran yang sesuai untuk dijadikan tas.

3. Pengerjaan Tas: Buat pola tas dan mulai merakit sedotan menjadi bentuk tas menggunakan lem dan benang atau tali.

4. Penyelesaian: Tambahkan gantungan tas jika diperlukan dan pastikan tas sudah siap digunakan.


Hasil

Tas dari sedotan dapat menjadi produk yang unik dan bermanfaat. Dengan kreativitas dan keterampilan yang tepat, kita dapat menciptakan tas yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis.


Kesimpulan

Kerajinan tas dari sedotan merupakan contoh nyata dari kreativitas dan keterampilan dalam memanfaatkan bahan limbah. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menciptakan produk yang bermanfaat dan unik. Selain itu, kerajinan ini juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang dan pengelolaan limbah.

Wawancara 

Serlitavangobel 

243102410201

Psikolog 

Dr.,Dra Arundita Shinta M.A













Tuliskan Posisi yang Relevan dengan Posisi yang Dilamar. ...

2. Tulis Pengalaman Kerja Baru atau Terkini Paling Atas. ...

3. Tulis Deskripsi Pekerjaan Menggunakan Poin-Poin. ...

4. Tuliskan Informasi dengan Lengkap.

proses menentukan urutan dan pentingnya tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu

 2.Tantangan dalam work-life balance—cara mengatasinya

Budaya perusahaan. ...

Kebijakan perusahaan. ...

Manajemen. ...

4. Sindrom penipu. ...

Komunikasi yang selalu aktif. ...

6. Prioritas kerja yang tidak jelas. ...

7. Ketakutan akan pekerjaan. ...

Budaya pekerjaan sampingan.

-Hambatan yang paling sulit diatasi seringkali adalah hambatan internal, seperti pola pikir, kebiasaan, dan ketidakpercayaan diri. Namun, hambatan eksternal seperti tekanan sosial dan kurangnya dukungan juga dapat sangat menantang. Secara umum, cara menghadapi hambatan tersebut melibatkan mengelola emosi, mencari solusi, dan membangun ketahanan.

 -lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan, dan kompensasi. Selain itu, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, perubahan teknologi, dan persaingan juga dapat memengaruhi kinerja saya.Berikut adalah beberapa cara bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi kelancaran tugas:

Komunikasi yang Baik:

Mempercepat proses kerja:

Komunikasi yang jelas dan tepat waktu memungkinkan setiap anggota tim memahami tugas mereka dan bekerja secara efektif. 

Meningkatkan kolaborasi:

Komunikasi yang baik memungkinkan anggota tim untuk bekerja sama secara efektif, berbagi ide, dan mencapai tujuan bersama.

3.Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan yang Efektif

Memberikan Tugas Sesuai dengan Keahlian dan Kemampuan. ...

Memberikan Training atau Pelatihan Kerja. ...

Membangun Sistem Komunikasi yang Efektif. ...

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman. ...

Melakukan Evaluasi Secara Berkala. ...

6. Menerapkan Sistem Reward dan Punishment

-membuat jadwal harian, menentukan skala prioritas, dan mengalokasikan waktu untuk setiap tugas

 -Cara Mengembangkan Potensi Diri Untuk Mencapai Tujuan

Mengetahui Potensi Diri.

Menentukan Tujuan.

Niat dan Memotivasi Diri Sendiri.

Mulailah dari Hal Kecil dan Mudah -Tetapkan Prioritas dengan Metode Eisenhower. ...

Buat Daftar Tugas Harian. ...

Gunakan Teknik Pomodoro. ...

Hindari Multitasking. ...

Manfaatkan Aplikasi Produktivitas. ...

 4.Setelah berusaha meningkatkan kinerja, hasil yang dicapai meliputi peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja, peningkatan produktivitas, peningkatan motivasi dan kepuasan kerja, serta pengembangan diri dan karir. 

Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

1. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja:

Efektivitas:

Berarti mampu mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan dengan tepat dan sesuai rencana.

Efisiensi:

Berarti mampu melakukan pekerjaan dengan hasil yang maksimal dan tanpa pemborosan waktu, tenaga, atau sumber daya lain.

 -Pastikan karyawan memahami kemampuan mereka. ...

Membantu karyawan mengembangkan diri. ...

3. Belajar untuk beradaptasi. ...

4. Fokus pada yang dapat Anda kendalikan. ...

Memakai strategi berdasarkan kemampuan diri.

 -Usaha-usaha yang Anda lakukan sangat efektif dalam mengatasi hambatan yang Anda hadapi dalam pekerjaan. Dengan terus belajar, mengembangkan keterampilan, dan mencari dukungan, Anda telah berhasil menaklukkan berbagai tantangan dan mencapai tujuan Anda.

Elaborasi:

1. Mengembangkan Keterampilan dan Pengetahuan:

Menghadapi Hambatan:

Jika hambatan Anda terkait dengan kurangnya keterampilan atau pengetahuan, maka Anda harus berinvestasi waktu dan usaha untuk meningkatkan diri.

 Tetapkan Prioritas dengan Metode Eisenhower. ...

Buat Daftar Tugas Harian. ...

Gunakan Teknik Pomodoro. ...

Hindari Multitasking. ...

Manfaatkan Aplikasi Produktivitas. ...

5.Memberikan Tugas Sesuai dengan Keahlian dan Kemampuan. ...

Memberikan Training atau Pelatihan Kerja. ...

Membangun Sistem Komunikasi yang Efektif. ...

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman. ...

Melakukan Evaluasi Secara Berkala. ...

 -Memberikan Tugas Sesuai dengan Keahlian dan Kemampuan. ...

Memberikan Training atau Pelatihan Kerja. ...

Membangun Sistem Komunikasi yang Efektif. ...

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman. ...

Melakukan Evaluasi Secara Berkala. ...













MEMBUAT GELANG TANGAN MENGGUNAKAN BARANG BEKAS

Esai Ke-4 Psikologi Industri dan Organisasi
Mutiara Ramadani Putri
24310410061
Psikologi Reguler
Dr., Dra. Arundati Shinta M.A.



Topik 

Membuat gelang dari majalah/koran bekas.

 


Isi

Bahan-bahan yang digunakan sangat mudah kita dapatkan dan kita temui. Majalah atau koran bekas kita gulung dan olesakan lem di ujung kemudian lapisi dengan kutek jika ingin terlihat mengkilap.

 


Alat dan Bahan:

 Kertas majalah atau koran bekas

 Lem (lem putih atau lem tembak)

 Gunting

 Pensil atau sedotan (untuk menggulung)

 Tali elastis atau benang kuat (bisa bekas karet gelang atau benang rajut)

 Jarum besar (jika menggunakan benang)

 Vernis atau clear nail polish (opsional, agar lebih tahan lama dan mengkilap)

 

 

Langkah-Langkah:

1. Potong Kertas:

Potong kertas majalah menjadi strip berbentuk segitiga panjang (lebar bawah sekitar 23 cm dan memanjang hingga 2025 cm).

2. Gulung Kertas:

Gunakan pensil atau sedotan untuk menggulung strip kertas dari bagian yang lebar ke ujung runcing. Saat hampir selesai menggulung, oleskan sedikit lem di ujung untuk merekatkan.

3. Buat Beberapa Gulungan:

Ulangi langkah di atas hingga kamu memiliki cukup banyak manik-manik kertas” untuk melingkari pergelangan tanganmu.

4. (Opsional) Lapisi Vernis:

Jika ingin manik-manik lebih tahan lama dan mengkilap, lapisi dengan vernis atau kuteks bening. Diamkan hingga kering.

5. Rangkai Manik-manik:

Masukkan manik-manik ke tali elastis atau benang menggunakan jarum. Ukur agar pas di pergelangan tanganmu.

6. Ikat dan Selesaikan:

Ikat ujung tali kuat-kuat agar tidak mudah lepas. Jika pakai benang, bisa diikat dan disambung rapi.

 

 

Tips Tambahan:

 Kamu juga bisa menggunakan sedotan bekas, kancing bekas, atau kain perca sebagai variasi manik-manik.

 Tambahkan aksen seperti manik-manik plastik bekas atau potongan kain untuk mempercantik gelang.

 


Hasil

Menghasilkan gelang tangan yang cantik dan manis. Gelang ini bisa kita pakai atau kita jual. Aktivitas ini dapat meningkatkan kreativitas mengelola bahan bekas menjadi barang yang dapat kita gunakan kembali.

 

Kesimpulan

Kegiatan ini dapat kita gunakan untuk mengisi waktu luang dan juga dapat meningkatkan kreativitas diri kita, dan barang tersebut dapat kita jual kembali untuk menambah penghasilan. 

Cara Gen Z Menghadapi Tugas Kerja Yang Menghadang

 Wawancara Karyawan


Esai Ke-3 Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A
Andarini Sulistiawati
NIM. 24310410201
Kelas A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Pada kesempatan kali ini, saya melakukan wawancara dengan saudari A yang bekerja sebagai tenaga kerja / tenaga bantu pada sebuah instansi pendidikan, di salah satu SD di Gunungkidul. Saudari A merupakan orang yang masuk pada generasi Z. Atas keterampilan dan kemampuannya, dia menjalani beberapa pekerjaan. Selain bekerja, ternyata A juga masih menjalani pendidikan tinggi untuk gelar sarjananya. Dari beberapa kesibukannya, namun sebagai seorang yang pandai dalam mengelola stress dan waktu, A dapat menyelesaikan semua tugasnya dengan baik.

Pada wawancara yang saya lakukan, saya menanyakan mengenai pekerjaan yang ia jalani ketika berada di suatu instansi, waktu yang banyak ia gunakan dalam bekerja. A menjelaskan ia merasakan nyaman dengan lingkungan kerjanya. Selain tempatnya yang dekat dengan tempat tinggal, A merasa bahwa ia dapat se-frekuensi dengan beberapa teman kerjanya, sehingga dia enjoy menjalani pekerjaan tersebut. Masih termasuk karyawan baru. Awalnya A merasa bingung harus melakukan pekerjaan apa lagi, karena ia merasa pekerjaannya tidak terlalu menantang. Di antara beberapa karyawan yang ada, dia merupakan karyawan paling muda di sana. A merasa bahwa teman-temannya mengayomi dia. Sedia membimbing serta memberikan arahan atau teguran padanya.

Saya bertanya pada A mengenai kesulitannya dalam bekerja. Setelah bekerja kurang lebih 1,5 tahun, A merasa bahwa sudah mulai mengalami beberapa hambatan dan kesulitan dalam bekerja. Kesulitan itu ia dapatkan dari perintah atasan yang banyak dan terkadang atasan memberikan perintah sudah mepet dengan deadline yang ditentukan. Di samping tugas yang menumpuk dan sudah mepet dengan tenggat waktu, dia masih harus memikirkan tugas-tugasnya pada tempat kerja yang lain. Juga tugas-tugas yang ia dapat dari perkuliahannya. Dapat disimpulkan bahwa kesulitan A dalam pekerjaan adalah membagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyelesaikan  semua tugas yang dibebankan kepadanya.

Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan itu, A menjelaskan bahwa dia perlu membuat suasana hatinya (mood) berada dikondisi yang baik dan stabil. Untuk mendapatkan mood yang bagus, biasnya dia akan makan atau minum makanan dan minuman yang dia sukai. Jika tidak dia akan pergi ke tempat-tempat yang menenangkan hati, seperti ke tempat yang dapat melihat pemandangan alam. Tempat indah, sejuk, dan tenang menjadi tujuan dia untuk menenangkan hati dan pikirannya. Setelah dia merasa suasana hatinya sudah baik, dia akan mulai menata pikiran untuk mulai menyelesaikan pekerjaannya.

A menjelaskan bahwa solusi ini efektif untuk mengatasi kesulitannya dalam bekerja. Karena ia merasa suasana hati yang baik akan meningkatkan kesehatan mental dan itu adalah kunci untuk menjalani suatu kegiatan dan menyelesaikan tugas dengan enjoy, sehingga mendapatkan hasil yang baik pula.

Dari pengalaman A di atas, dapat kita ambil makna bahwa kita tidak perlu terlalu mengambil pusing tugas-tugas yang dibebankan pada kita. Terima saja tugas-tugs itu sesuai dengan kemampuan diri. Jika dirasa sulit, maka tidak apa-apa untuk keluar sebentar mencari suatu hal yang dapat menenangkan hati, membuat suasana hati tetap bagus. Lalu kembali pada tugas-tugas itu dengan mood  baik, dan mental yang siap menyelesaikan tugas-tugas yang menghadang.


WAWANCARA KARYAWAN

Esai Ke-3 Psikologi Industri dan Organisasi
Mutiara Ramadani Putri
24310410061
Psikologi Reguler
Dr., Dra. Arundati Shinta M.A.



Y adalah seorang karyawan yang bekerja di outlet yang menjual minuman boba berbagai rasa, Y juga seorang mahasiswi kelas karyawan semester 2. Y sudah bekerja selama kurang lebih 3 tahun. Hambatan Y dalam bekerja adalah harus bisa mengatur waktu antara kuliah dan bekerja. Jika Y ada kuliah malam Y biasanya masuk pagi agar Y bisa mengikuti kuliah tanpa terganggu akan pekerjaannya. Tetapi, jika Y ada kuliah pagi Y biasanya masuk kerja siang hari agar bisa mengikuti kuliah di pagi harinya. Y juga harus menjaga fisiknya agar tetap sehat sehingga bisa bekerja dan berkuliah dengan fisik yang sehat. Harus membangi waktu dan tenaga antara bekerja dan berkuliah yang mana itu dapat menyebabkan stress dan kelelahan. Y juga harus mengorbankan waktu luangnya. Y harus mengurangi kegiatan kemasyarakatan, hobi,  main/bersenang-senang, atau kegiatan lainnya untuk lebih fokus kepada pekerjaan dan kuliahnya. Y harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama untuk membayar perkuliahannya, karena Y berkuliah atas keinginannya sendiri  dan juga Y harus berkuliah untuk masa depannya. 


Usaha yang dilakukan Y untuk meningkatkan kinerjanya adalah Y perlu mengatur prioritas menentukan prioritas mana yang lebih penting dan harus fokus pada tujuan. Y selalu mencari dukungan dari keluarga, teman atau pasangan untuk membantu mengatasi hambatan atau masalah yang sedang Y alami. Y harus mengelola stress yang dialami baik dengan cara olahraga atau meditasi. Membagi waktu antara pekerjaan, kuliah, dan kegiatan lainnya. Memanfaatkan sumber daya seperti perpustakaan atau pusat bimbingan akademik untuk menggali pengetahuan terkait bidang studi. 

 


Solusi untuk si Y yaitu mencari pekerjaan yang fleksibel, sehingga bisa di sesuaikan dengan jadwal kuliah. Tetapi, jika Y sudah nyaman dengan pekerjaan yang saat ini karena Y sudah bekerja sebelum Y memasuki perkuliahan Y tidak perlu mencari pekerjaan lain Y hanya perlu mengatur jadwal antara pekerjaan dan perkuliahan agar semuanya bisa berjalan. Y harus mengembangkan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan dan kuliah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Membuat perencanaan keuangan yang efektif, sehingga dapat mengelola pendapatan dan biaya perkuliahan dengan bijak. 

 Ujian Tengah semester 

Serlitavangobel 

24310410056

Psikologi 

Dr.Dra Arundita Shinta M.A





Motivasi kesuksesan dalam berkarir adalah dorongan dari dalam diri untuk meraih tujuan karir yang diinginkan, dengan kerja keras, pembelajaran, dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Motivasi ini membantu seseorang tetap semangat dan fokus dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. 

Berikut beberapa aspek penting terkait motivasi kesuksesan dalam berkarir:

Kerja Keras:

Kesuksesan dalam berkarir seringkali membutuhkan kerja keras dan dedikasi. Bekerja keras berarti memberikan usaha terbaik dalam setiap tugas dan proyek, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. 

Pembelajaran Berkelanjutan:

Dunia kerja selalu berubah dan berkembang, sehingga penting untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Dengan terus belajar, seseorang dapat meningkatkan kualitas kerja dan meningkatkan peluang untuk meraih kesuksesan. 

Pengembangan Diri:

Tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan interpersonal dan kepemimpinan penting untuk kesuksesan dalam berkarir. Pengembangan diri meliputi peningkatan kualitas kepribadian, kemampuan komunikasi, dan kemampuan beradaptasi. 

Fokus pada Tujuan:

Memiliki tujuan karir yang jelas membantu seseorang tetap fokus dan termotivasi. Tujuan karir dapat berupa kenaikan jabatan, pencapaian tertentu, atau pengembangan diri. 

Berani Menghadapi Tantangan:

Tantangan dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan karir. Berani menghadapi tantangan dan belajar dari kegagalan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. 

Konsisten dan Tekun:

Kesuksesan tidak datang dengan cepat, melainkan membutuhkan konsisten dan tekun dalam melakukan hal-hal kecil yang bermakna. Konsisten dalam belajar, bekerja, dan mengembangkan diri adalah kunci untuk mencapai tujuan karir. 

Membangun Reputasi:

Reputasi yang baik adalah aset berharga dalam dunia kerja. Membangun reputasi positif melalui kerja keras, kualitas pekerjaan, dan perilaku profesional membantu membuka pintu kesempatan. 

Optimis dan Pantang Menyerah:

Menghadapi tantangan dan kegagalan, penting untuk tetap optimis dan pantang menyerah. Semangat optimis dan pantang menyerah akan membantu seseorang bangkit dari keterpurukan dan terus berusaha mencapai tujuan karir. 

Cintai Pekerjaan:

Cinta pada pekerjaan yang dilakukan akan meningkatkan motivasi dan semangat kerja. Memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat dapat membuat seseorang lebih termotivasi dan lebih menikmati prosesnya. 

Manfaatkan Kesempatan:

Kesempatan untuk maju tidak selalu datang dengan mudah, jadi penting untuk mencari dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan mengambil risiko yang terukur. 

Dengan memiliki motivasi yang kuat dan menerapkan berbagai aspek di atas, seseorang dapat meraih kesuksesan dalam berkarir dan mencapai tujuan yang diinginkan.

            FITRI RAHMAYASARI 

                 24310410056

                 PSIKOLOGI 

        Dr., Dra Arundita Shinta M A

Essai pio ke 4






Berperilaku Inovatif secara Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari

Inovasi bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan oleh ilmuwan atau pebisnis besar. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu bisa menunjukkan perilaku inovatif melalui cara berpikir dan bertindak yang kreatif, efisien, dan solutif. Berperilaku inovatif berarti mampu melihat tantangan sebagai peluang, serta berani mencoba pendekatan baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Contoh nyata dari perilaku inovatif dapat kita temukan dalam aktivitas harian. Misalnya, seorang pelajar yang kesulitan memahami materi pelajaran memilih untuk membuat ringkasan digital dalam bentuk infografik. Dengan cara ini, ia tidak hanya lebih mudah memahami pelajaran, tetapi juga bisa membagikannya kepada teman-teman yang mengalami kesulitan serupa. Tindakan tersebut menunjukkan kemampuan berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah belajar dengan cara yang berbeda.

Di lingkungan rumah, perilaku inovatif juga bisa terlihat dari usaha meminimalkan limbah. Seorang ibu rumah tangga dapat mengolah sisa sayuran dan buah menjadi kompos, atau mengubah botol bekas menjadi pot tanaman. Selain mengurangi sampah, ini juga menciptakan manfaat baru dari barang yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

Di dunia kerja, karyawan yang mengusulkan sistem kerja hybrid atau penggunaan aplikasi manajemen proyek sederhana untuk meningkatkan koordinasi tim adalah contoh lain dari perilaku inovatif. Inovasi ini tidak memerlukan biaya besar, tetapi mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara signifikan.

Perilaku inovatif sangat penting di era perubahan cepat seperti sekarang. Dengan inovasi, kita bisa terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan tantangan zaman. Namun, agar inovasi terjadi, dibutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan kemauan untuk belajar hal-hal baru.

Kesimpulannya, berperilaku inovatif secara nyata dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam konteks apa pun. Inovasi tidak harus rumit; bahkan tindakan sederhana yang membawa perbaikan adalah bentuk inovasi yang berharga. Dengan membiasakan diri untuk berpikir kreatif dan bertindak solutif, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.

             FITRI RAHMAYASARI 

                    24310410056

                    PSIKOLOGI 

        Dr., Dra Arundita Shinta M A

Essai pio 3 




TOPIK

Sulitnya Menjadi Karyawan dalam Suatu Organisasi dan Cara Mengatasinya.

ISI


Menjadi seorang karyawan dalam suatu organisasi bukanlah perkara mudah. Banyak orang beranggapan bahwa setelah diterima kerja, hidup akan menjadi lebih stabil. Namun, kenyataan di lapangan sering kali berbeda. Dalam sebuah wawancara yang saya lakukan dengan seorang karyawan swasta berusia 29 tahun yang telah bekerja selama lima tahun di sebuah perusahaan nasional, terungkap berbagai tantangan yang harus dihadapi seorang karyawan dalam menjalani pekerjaannya sehari-hari.

Salah satu tantangan terbesar yang diungkapkan adalah tekanan dari atasan dan beban kerja yang terus meningkat. Dalam organisasi yang kompetitif, target sering kali menjadi patokan utama penilaian kinerja. Hal ini membuat karyawan merasa tertekan untuk selalu tampil maksimal, bahkan ketika kondisi fisik dan mental tidak mendukung. Selain itu, lingkungan kerja yang penuh persaingan juga sering memunculkan konflik antar kolega yang dapat mempengaruhi kenyamanan bekerja.

Tantangan lainnya datang dari kurangnya kesempatan untuk berkembang. Banyak organisasi masih belum menyediakan pelatihan atau jenjang karier yang jelas bagi para karyawannya. Hal ini membuat beberapa karyawan merasa stagnan dan kehilangan motivasi. Perubahan manajemen atau kebijakan organisasi yang mendadak juga menjadi faktor yang menambah ketidakpastian dan stres.

Namun demikian, karyawan tersebut juga membagikan beberapa cara yang ia terapkan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Pertama, ia menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik, terutama dengan atasan dan rekan kerja. Dengan komunikasi yang terbuka, kesalahpahaman dapat diminimalisir dan kerja sama tim menjadi lebih efektif. Kedua, ia mulai menerapkan manajemen waktu yang lebih disiplin agar pekerjaan tidak menumpuk dan bisa diselesaikan secara bertahap. Ketiga, ia rutin mengikuti pelatihan online secara mandiri untuk menambah keterampilan dan memperluas wawasan.

Selain itu, menjaga kesehatan mental menjadi salah satu prioritas utama. Ia mulai membiasakan diri untuk beristirahat cukup, berolahraga secara teratur, dan mencari dukungan dari keluarga atau komunitas ketika merasa jenuh. Dengan cara-cara tersebut, ia merasa lebih mampu menghadapi tekanan kerja dan tetap produktif.

Dari wawancara ini, dapat disimpulkan bahwa menjadi karyawan dalam suatu organisasi memang penuh tantangan, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan sikap proaktif, komunikasi yang baik, dan upaya menjaga keseimbangan hidup, seorang karyawan dapat tetap berkembang dan menjalani pekerjaannya dengan lebih baik.

Hubungan Permainan Memasukan Bola dengan Motivasi dan Goals

Esai UTS - Psikologi Industri dan Organisasi
Rafael Jadug Bayu Luhur
(24310410055)
Kelas A
Dr., Dra. Arundati Shinta M. A.


Perkuliahan pada 29 April 2025, dosen pengampu mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi, Ibu Arundati Shinta memberikan sebuah game kepada mahasiswa angkatan '24. Game tersebut mengsimulasikan bagaimana "Goals Setting Theory" yang dikemukakan oleh Locke.

Wawancara Terhadap Karyawan Esai 3 apriana

 Nama : Apriana Aulia Rahma
Nim : 24310410202
Kelas : Psikologi Reguler (A)
Dosen pengampu Dra., Dr. Arundati Shinta M.A



WAWANCARA TERHADAP KARYAWAN

A adalah mahasiswa sekaligus karyawan yang bekerja di sebuah Instansi Pendidikan Formal (Sekolah). A bekerja sebagai pengajar ekstrakulikuler pramuka.

Membuat vas bunga dari barang bekas

 ESAI IV

Berperilaku inovatif dan Merintis usaha


 Nama : Khansa Humaira 

NIM : 24310410034

Kelas : A

Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi

Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, M.A





MEMBUAT VAS BUNGA DARI BARANG BEKAS 


TOPIK 

Pembuatan vas bunga dari bahan daur ulang 


PERMASALAHAN 

Di era sekarang yang serba instan, kreativitas selalu tersingkirkan. Kurangnya kreativitas dalam memanfaatkan barang bekas.


ISI 

Proses kreativitas ini dimulai dengan pemilihan bahan. Memilih bahan-bahan yang kuat dan mudah untuk dihias, seperti botol kaca, kaleng logam, kardus. misalnya botol kaca menawarkan untuk di cat pada permukaannya yang licin, dan kardus menawarkan untuk dibuat bentuk-bentuk yang unik.


Mari kita memulai untuk membuat vas bunga dengan menggunakan barang bekas. 

berikut adalah langkah-langkahnya :


 Bahan bahan nya :

1. Botol kaca minuman bekas

2. tusuk sate 

3. tali rami

4. lem atau double tip

5. bunga



Cara pembuatan nya :

  1. Ambil botol kaca lalu mencuci botol kaca tersebut hingga bersih dan melepaskan level nama minuman nya lalu mengeringkan nya.
  2. Siapkan tusuk sate, potong tusuk sate setara dengan botol kaca tersebut.
  3. Menempelkan tusuk sate pada botol kaca menggunakan lem atau double tip hingga menutupi botol kaca tersebut.
  4. Bungkus botol kaca yang sudah tertutup tusuk sate dengan tali rami ( oleskan lem pada tusuk sate tersebut lalu lilitkan tali rami secara rapat. Pastikan lem menempel dengan baik agar tali tidak mudah lepas.
  5. Tambahkan hiasan (opsional). Setelah tali terpasang sempurna. Anda bisa menambahkan hiasan hiasan kecil pada permukaan vas bunga untuk mempercantik tampilannya. Untuk menambahkan hiasan maka diperlukan lem untuk menempelkan nya
  6. Biarkan mengering, Lalu vas bunga siap digunakan.


HASIL 

hasil akhir dari proses ini adalah sebuah vas bunga yang unik dan cantik. vas bunga ini bukan hanya untuk hiasan, tetapi sebuah karya seni yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan ini dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menggunakan barang bekas.


KESIMPULANNYA 

kegiatan membuat vas bunga dengan barang bekas merupakan kegiatan yang bermanfaat, selain itu kita juga bisa menjual vas bunga tersebut untuk menambah penghasilan sehari-hari.



Saya membuat vas bunga tersebut dari botol kaca minuman bekas lalu ditempelkan tusuk sate dan dililitkan dengan tali rami setelah itu saya berikan hiasan kecil seperti bunga-bunga kecil, sehingga menghasilkan vas bunga yang unik dan cantik.









KESERUAN BERMAIN GAMES UNTUK MENDAPATKAN REWARD YANG BESAR

UTS Psikologi Industri dan Organisasi
Mutiara Ramadani Putri
24310410061
Dr., Dra. Arundati Shinta M.A.


Pada perkuliahan Psikologi Industri dan Organisasi Ke-5, 29 April 2025, ada simulasi dan games yang seru. Semua mahasiswa diminta untuk kedepan kelas dan tetap berdiri. Di depan kelompok mahasiswa tersebut berjajar mangkuk-mangkuk yang berisi uang. 

 

• Mangkuk Ke-1 (yang paling dekat dengan mahasiswa) tidak berisi uang/mangkuk kosong.

• Mangkuk Ke-2 (berjarak 50cm dari mahasiswa) berisi uang Rp. 100,-

• Mangkuk Ke-3 (berjarak 100cm dari mahasiswa) berisi uang Rp. 5.000,- 

• Mangkuk Ke-4 (berjarak 150cm dari mahasiswa) berisi uang Rp. 20.000,- 

• Mangkuk Ke-5 (berjarak 250cm dari mahasiswa) berisi uang Rp. 50.000,- 

• Mangkuk Ke-6 (berjarak 400cm dari mahasiswa) berisi uang Rp.100.000,- 

 

1. Menjelaskan games tersebut dengan kurve 

Games ini menunjukkan antara resiko dan reward. Semakin jauh jarak mangkuk dari mahasiswa, semakin tinggi reward yang akan di dapatkan, tetapi juga semakin tinggi resiko kegagalan. Mahasiswa harus memasukkan bola kertas kedalam mangkuk yang sudah di sediakan dan juga berisi uang. Semakin jauh jarak mangkuk semakin besar reward (uang) yang di dapatkan. Semakin dekat jarak mahasiswa ke mangkuk maka semakin kecil reward (uang) yang di dapatkan. Games ini sangat seru karena meningkatkan semangat mahasiswa untuk mendapatkan reward yang besar dan reward yang besar juga memerlukan usaha yang sangat besar. Semua mahasiswa ingin mendapatkan reward terbesar (uang Rp.100.000,-). Tetapi tidak ada satu mahasiswa pun yang mendapatkan reward tersebut. Mahasiswa kecewa karena tidak ada yang mendapatkan reward tersebut, tetapi mereka senang karena dengan games tersebut dapat meningkatkan motivasi mereka dan mereka dapat belajar dari kesalahan tersebut untuk meningkatkan kemampuan.

 

2. Menjelaskan penerapan kurve tersebut dalam dunia kerja  

• Mengambil Keputusan => Dalam mengambil keputusan, kita harus mempertimbangkan resiko dan reward yang terkait dengan setiap pilihan. Semakin tinggi resiko, semakin tinggi reward yang diharapkan.

• Pengembangan Karir => Kita harus mempertimbangkan resiko dan reward yang terkait dengan setiap pilihan karir. Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi reward yang diharapkan. 

• Resiko => Perlu mempertimbangkan resiko dan reward yang terkait dengan setiap pilihan. Kurve tersebut dapat membantu kita memahami bagaimana mengelola resiko dan meningkatkan reward.