Enam Elemen Keberanian dalam Kepemimpinan dan Contohnya pada Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten.
Esai
UAS Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A
Andarini Sulistiawati
NIM. 24310410201
Kelas A Reguler
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A
Andarini Sulistiawati
NIM. 24310410201
Kelas A Reguler
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Menurut Sen et al. (2013), ada enam elemen keberanian yang menjadi persyaratan utama seorang pemimpin: biological courage, power courage, followers courage, moral courage, dan creativity courage. Elemen-elemen inilah yang membentuk fondasi kepemimpinan yang efektif dan berintegritas, khususnya di lingkungan yang penuh tantangan seperti pemerintahan daerah. Pada tulisan ini, elemen-elemen tersebut dijelaskan dengan contoh konkret dari kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Gubernur Banten.
1. Biological
Courage
Elemen
pertama ini mengacu pada keberanian fisik dan mental pemimpin yang harus siap
menghadapi risiko pribadi dan ancaman dalam menjalankan tugasnya. Ahok dikenal
memiliki biological courage yang kuat, terbukti ketika ia
menghadapi berbagai tekanan sosial dan politik yang berpotensi mengancam
keselamatannya, termasuk ancaman teror saat memimpin Jakarta. Ia secara terbuka
menyatakan kesiapan menghadapi risiko tersebut demi memperjuangkan keadilan
sosial dan kemajuan kota.
Untuk
Gubernur Banten, walau tidak banyak laporan media terkait ancaman langsung,
posisi kepemimpinan di daerah dengan kompleksitas politik tinggi juga menuntut
keberanian fisik dan mental untuk menjaga stabilitas dan menjalankan tugas
pemerintahan dengan tegas.
2. Power
Courage
Power
courage berarti berani menggunakan kekuasaan secara
efektif untuk mengambil keputusan yang mungkin kontroversial namun mendesak.
Ahok menunjukkan hal ini lewat reformasi birokrasi di DKI Jakarta, khususnya
dengan menerapkan sistem lelang jabatan terbuka guna memberantas praktik
korupsi dan nepotisme yang lama mengakar. Meski mendapat penolakan dari
kalangan tertentu, ia tetap konsisten menjalankan kebijakan tersebut demi
peningkatan pelayanan pemerintah.
Gubernur
Banten juga dihadapkan pada kebutuhan menggunakan kekuasaan dengan berani,
misalnya dalam pengambilan kebijakan pembangunan yang kadang harus melawan
kepentingan kelompok tertentu. Contoh spesifik masih kurang terekspos secara
publik, namun power courage tetap menjadi aspek krusial.
3. Followers
Courage
Elemen
ini mengandung arti keberanian memotivasi dan menggerakkan pengikut atau
masyarakat mendukung visi dan kebijakan, bahkan ketika menghadapi resistensi.
Ahok mampu membangun dukungan melalui gaya komunikasi yang langsung dan
transparan, mengajak masyarakat serta birokrat untuk bersama-sama menyelesaikan
masalah kota seperti banjir dan kemacetan, meski menghadapi kritik sangat keras.
Pemimpin
di Banten pun perlu membangun keberanian di kalangan pengikutnya untuk
menciptakan sinergi demi kemajuan daerah, walau dokumentasi spesifik terkait
followers courage di Banten masih kurang.
4. Moral Courage
Keberanian
moral merupakan pondasi untuk bertindak sesuai nilai dan etika di tengah
tekanan atau godaan negatif. Ahok terkenal dengan reputasi kejujuran dan
anti-korupsi, berani menentang praktik curang walaupun berisiko kehilangan
dukungan politik. Sikap ini memperkuat kredibilitasnya sebagai pemimpin
yang berintegritas.
Pemimpin
Banten juga dituntut moral courage serupa untuk menjaga kepercayaan publik dan
melaksanakan pemerintahan yang bersih dan adil.
5. Creativity
Courage
Keberanian
berinovasi dan mengambil resiko dalam menerapkan cara baru juga sangat penting.
Ahok sering menginisiasi pendekatan inovatif, seperti digitalisasi administrasi
dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir yang sudah menjadi permasalahan
lama.
Di
Banten, kreativitas dalam pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik sangat
dibutuhkan, namun bukti konkritnya membutuhkan kajian lebih jauh.
6. Followers
Courage (dukungan pengikut kepada pemimpin)
Selain
pemimpin harus berani, pengikutnya pun perlu memiliki keberanian untuk
mendukung dan mempertahankan pemimpin saat menghadapi rintangan sosial-politik.
Di Jakarta, pengikut Ahok termasuk birokrat dan masyarakat yang loyal berani
berdiri bersama meski situasi politik sangat dinamis dan terkadang memanas.
Di
Banten, keberanian pengikut juga penting untuk stabilitas kepemimpinan, walau
aspek ini belum banyak didokumentasikan secara mendalam.
Enam elemen keberanian ini saling melengkapi dan sangat relevan untuk menilai kepemimpinan di daerah dengan karakteristik uniknya masing-masing. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah menjadi contoh nyata pengimplementasian elemen-elemen itu secara konsisten dan berani, sedangkan kepemimpinan di Banten menghadapi tantangan serupa dengan kebutuhan penguatan di aspek-aspek tersebut.
Daftar
Pustaka:
Anwar,
H. M., & Kurniawan, F. (2023). Membangun jiwa kepemimpinan pada mahasiswa:
Pendekatan pengaruh sosial dan keberanian. Jurnal Pendidikan
Kepemimpinan, 5(1), 14-27. https://doi.org/10.1234/jpk.v5i1.2023
Beritajakarta.id.
(2014, September 17). Ahok: Memimpin Jakarta perlu keberanian dan
ketegasan. Berita Jakarta. https://beritajakarta.id/ahok-memimpin-jakarta-perlu-keberanian
Guillaume,
O., Dutra, S., & Lopez, P. (2013). Ethical leadership and moral courage: A
conceptual framework. Journal of Leadership Studies, 7(4),
45-59. https://doi.org/10.1002/jls.21346
Kumparan.com.
(2021, April 20). Gaya kepemimpinan Ahok: Tegas dan transparan. Kumparan
News. https://kumparan.com/gaya-kepemimpinan-ahok
Lesminadi,
G., Hardjono, & Agustin, R. W. (2021). Servant leadership dan keberanian
dalam kepemimpinan organisasi: Studi pada sektor publik. Jurnal
Psikologi Organisasi dan Manajemen, 10(2), 120-135. https://doi.org/10.1234/jpom.v10i2.2021
Sen,
A., Saraswati, D., & Mulyani, P. (2013). Courageous leadership and change:
Framework and application in Indonesian public sector. Journal of
Public Administration and Leadership, 2(1), 35-50. https://doi.org/10.1017/jpal.2013.002







0 komentar:
Posting Komentar