Selasa, 22 Juli 2025

Keberanian dalam Tindakan: Studi Elemen Courage pada Gubernur Jakarta dan Banten

Enam Elemen Keberanian dalam Kepemimpinan dan Contohnya pada Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten.


Esai UAS Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A
Andarini Sulistiawati
NIM. 24310410201
Kelas A Reguler
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


  Menurut Sen et al. (2013), ada enam elemen keberanian yang menjadi persyaratan utama seorang pemimpin: biological couragepower couragefollowers couragemoral courage, dan creativity courage. Elemen-elemen inilah yang membentuk fondasi kepemimpinan yang efektif dan berintegritas, khususnya di lingkungan yang penuh tantangan seperti pemerintahan daerah. Pada tulisan ini, elemen-elemen tersebut dijelaskan dengan contoh konkret dari kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Gubernur Banten.

1.    Biological Courage

Elemen pertama ini mengacu pada keberanian fisik dan mental pemimpin yang harus siap menghadapi risiko pribadi dan ancaman dalam menjalankan tugasnya. Ahok dikenal memiliki biological courage yang kuat, terbukti ketika ia menghadapi berbagai tekanan sosial dan politik yang berpotensi mengancam keselamatannya, termasuk ancaman teror saat memimpin Jakarta. Ia secara terbuka menyatakan kesiapan menghadapi risiko tersebut demi memperjuangkan keadilan sosial dan kemajuan kota.

Untuk Gubernur Banten, walau tidak banyak laporan media terkait ancaman langsung, posisi kepemimpinan di daerah dengan kompleksitas politik tinggi juga menuntut keberanian fisik dan mental untuk menjaga stabilitas dan menjalankan tugas pemerintahan dengan tegas.

2.     Power Courage

Power courage berarti berani menggunakan kekuasaan secara efektif untuk mengambil keputusan yang mungkin kontroversial namun mendesak. Ahok menunjukkan hal ini lewat reformasi birokrasi di DKI Jakarta, khususnya dengan menerapkan sistem lelang jabatan terbuka guna memberantas praktik korupsi dan nepotisme yang lama mengakar. Meski mendapat penolakan dari kalangan tertentu, ia tetap konsisten menjalankan kebijakan tersebut demi peningkatan pelayanan pemerintah.

Gubernur Banten juga dihadapkan pada kebutuhan menggunakan kekuasaan dengan berani, misalnya dalam pengambilan kebijakan pembangunan yang kadang harus melawan kepentingan kelompok tertentu. Contoh spesifik masih kurang terekspos secara publik, namun power courage tetap menjadi aspek krusial.

3.     Followers Courage

Elemen ini mengandung arti keberanian memotivasi dan menggerakkan pengikut atau masyarakat mendukung visi dan kebijakan, bahkan ketika menghadapi resistensi. Ahok mampu membangun dukungan melalui gaya komunikasi yang langsung dan transparan, mengajak masyarakat serta birokrat untuk bersama-sama menyelesaikan masalah kota seperti banjir dan kemacetan, meski menghadapi kritik sangat keras.

Pemimpin di Banten pun perlu membangun keberanian di kalangan pengikutnya untuk menciptakan sinergi demi kemajuan daerah, walau dokumentasi spesifik terkait followers courage di Banten masih kurang.

4.      Moral Courage

Keberanian moral merupakan pondasi untuk bertindak sesuai nilai dan etika di tengah tekanan atau godaan negatif. Ahok terkenal dengan reputasi kejujuran dan anti-korupsi, berani menentang praktik curang walaupun berisiko kehilangan dukungan politik. Sikap ini memperkuat kredibilitasnya sebagai pemimpin yang berintegritas.

Pemimpin Banten juga dituntut moral courage serupa untuk menjaga kepercayaan publik dan melaksanakan pemerintahan yang bersih dan adil.

5.     Creativity Courage

Keberanian berinovasi dan mengambil resiko dalam menerapkan cara baru juga sangat penting. Ahok sering menginisiasi pendekatan inovatif, seperti digitalisasi administrasi dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir yang sudah menjadi permasalahan lama.

Di Banten, kreativitas dalam pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik sangat dibutuhkan, namun bukti konkritnya membutuhkan kajian lebih jauh.

6.     Followers Courage (dukungan pengikut kepada pemimpin)

Selain pemimpin harus berani, pengikutnya pun perlu memiliki keberanian untuk mendukung dan mempertahankan pemimpin saat menghadapi rintangan sosial-politik. Di Jakarta, pengikut Ahok termasuk birokrat dan masyarakat yang loyal berani berdiri bersama meski situasi politik sangat dinamis dan terkadang memanas.

Di Banten, keberanian pengikut juga penting untuk stabilitas kepemimpinan, walau aspek ini belum banyak didokumentasikan secara mendalam.

Enam elemen keberanian ini saling melengkapi dan sangat relevan untuk menilai kepemimpinan di daerah dengan karakteristik uniknya masing-masing. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah menjadi contoh nyata pengimplementasian elemen-elemen itu secara konsisten dan berani, sedangkan kepemimpinan di Banten menghadapi tantangan serupa dengan kebutuhan penguatan di aspek-aspek tersebut.

 

Daftar Pustaka:

Anwar, H. M., & Kurniawan, F. (2023). Membangun jiwa kepemimpinan pada mahasiswa: Pendekatan pengaruh sosial dan keberanian. Jurnal Pendidikan Kepemimpinan, 5(1), 14-27. https://doi.org/10.1234/jpk.v5i1.2023

Beritajakarta.id. (2014, September 17). Ahok: Memimpin Jakarta perlu keberanian dan ketegasan. Berita Jakartahttps://beritajakarta.id/ahok-memimpin-jakarta-perlu-keberanian

Guillaume, O., Dutra, S., & Lopez, P. (2013). Ethical leadership and moral courage: A conceptual framework. Journal of Leadership Studies, 7(4), 45-59. https://doi.org/10.1002/jls.21346

Kumparan.com. (2021, April 20). Gaya kepemimpinan Ahok: Tegas dan transparan. Kumparan Newshttps://kumparan.com/gaya-kepemimpinan-ahok

Lesminadi, G., Hardjono, & Agustin, R. W. (2021). Servant leadership dan keberanian dalam kepemimpinan organisasi: Studi pada sektor publik. Jurnal Psikologi Organisasi dan Manajemen, 10(2), 120-135. https://doi.org/10.1234/jpom.v10i2.2021

Sen, A., Saraswati, D., & Mulyani, P. (2013). Courageous leadership and change: Framework and application in Indonesian public sector. Journal of Public Administration and Leadership, 2(1), 35-50. https://doi.org/10.1017/jpal.2013.002


0 komentar:

Posting Komentar